Pengantar 18 Oktober 2022
Salam jumpa Bapak/Ibu pemerhati Diabetes di Indonesia. Edisi Minggu ini Selasa, 18 Oktober 2022 kami sajikan beberapa Artikel / Jurnal / Berita dan Agenda sebagai berikut:
Reportase Webinar
Dialog Kebijakan Diabetes Melitus Seri 9: Kebijakan Riset untuk Diabetes Melitus
PKMK – Yogya. Tim Lintas Departemen FK – KMK UGM bekerjasama dengan Lintas Fakultas UGM, Pokja URT UGM, dan Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) FK – KMK UGM menyelenggarakan webinar yang berjudul kebijakan riset untuk diabetes melitus (DM). Webinar ini merupakan seri ke-9 dari rangkaian Webinar Dialog Kebijakan Diabetes Melitus yang telah dilaksanakan sejak Agustus dan akan berlangsung hingga November 2022. Pada webinar seri ke-9 ini, acara dipandu oleh dr. Prenali Dwisthi Sattwika, Sp.PD selaku moderator.
Type 1 Diabetes and Oral Health: Findings from the Epidemiology of Diabetes Interventions and Complications (EDIC) Study
Diabetes mellitus (DM) telah lama diketahui sebagai faktor risiko periodontitis dengan banyaknya bukti konsisten yang menunjukkan prevalensi periodontitis yang tinggi pada pasien DM. Begitu pula karies gigi, terdapat beberapa laporan mengenai tingginya frekuensi karies gigi pada pasien DM. Beberapa penelitian juga telah menunjukkan bahwa orang dewasa dengan DM berisiko lebih tinggi mengalami kehilangan gigi daripada orang dewasa tanpa DM. Namun, sebagian besar penelitian tentang DM, penyakit periodontal, karies gigi, dan kehilangan gigi lebih berfokus pada DM tipe 2 dan hanya sedikit penelitian serupa pada penyakit DM tipe 1.
Reportase Webinar
Dialog Kebijakan Diabetes Melitus Seri 8: Kebijakan Diabetes Melitus untuk Kehamilan
PKMK – Yogya. Tim Lintas Departemen FK – KMK UGM bekerjasama dengan Lintas Fakultas UGM, Pokja URT UGM, dan Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) FK – KMK UGM menyelenggarakan webinar yang mengangkat topik tentang kebijakan diabetes melitus (DM) untuk kehamilan. Webinar ini merupakan seri ke-8 dari rangkaian Webinar Dialog Kebijakan Diabetes Melitus yang telah dilaksanakan sejak Agustus dan akan berlangsung hingga November 2022. Pada webinar seri ke-8 ini, kegiatan dipandu oleh moderator yakni dr. Prenali Dwisthi Sattwika, Sp.PD.
American Association of Clinical Endocrinology Clinical Practice Guideline: Developing a Diabetes Mellitus Comprehensive Care Plan—2022 Update
American Association of Clinical Endocrinology telah memperbarui dan mengembangkan rekomendasi perawatan komprehensif penyakit diabetes berdasarkan tinjauan bukti klinis, praktik saat ini, pendapat ahli, dan konsensus terbaru. Pedoman ini mencakup 170 rekomendasi praktik klinis berbasis bukti yang dibagi menjadi empat bagian: (1) skrining, diagnosis, target glikemik, dan pemantauan glikemik; (2) komorbiditas dan komplikasi; (3) pengelolaan pradiabetes, diabetes tipe 2 dengan farmakoterapi antihiperglikemik dan target glikemik, diabetes tipe 1 dengan terapi insulin, hipoglikemia, pasien rawat inap, dan diabetes dalam kehamilan; (4) serta pendidikan dan topik-topik baru mengenai diabetes.
Reportase Webinar
Dialog Kebijakan Diabetes Melitus Seri 7: Kebijakan Pengembangan Peralatan Pencegahan untuk Diabetes Melitus
PKMK-Yogya. Tim Lintas Departemen FK-KMK UGM bekerjasama dengan Lintas Fakultas UGM, Pokja URT UGM, dan Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) FK-KMK UGM menyelenggarakan webinar yang mengangkat topik tentang kebijakan pengembangan peralatan pencegahan untuk diabetes melitus. Webinar ini merupakan seri ke-7 dari rangkaian Webinar Dialog Kebijakan Diabetes Melitus yang telah dilaksanakan sejak Agustus dan akan berlangsung hingga November 2022. Di webinar seri ke-7 ini, telah dibahas lebih dalam mengenai inovasi alat kesehatan untuk skrining Retinopati Diabetik (RD) serta kebijakan tes HbA1c untuk diabetes melitus (DM). Kali ini, webinar dipandu oleh Ibu Ni Luh Putu Eka Andayani, SKM. M.Kes.
Diabetes: How to Manage Diabetic Peripheral Neuropathy
Neuropati perifer merupakan komplikasi utama dari penyakit diabetes melitus (DM). Jika tidak ditangani, neuropati perifer dapat menyebabkan ulserasi bahkan amputasi kaki, sehingga berdampak negatif terhadap kualitas hidup pasien. Pengontrolan faktor risiko glikemik dan metabolik merupakan kunci utama untuk mencegah atau menunda terjadinya neuropati perifer. Meskipun penyakit ini tidak bisa disembuhkan, namun gejalanya dapat diringankan dengan terapi farmakologis seperti antikonvulsan, antidepresan, opioid, atau agen topikal. Sayangnya, pasien biasanya diresepkan kurang dari dosis obat yang direkomendasikan, yang menyebabkan neuropati perifer pada pasien DM tidak tertatalaksana dengan baik.