Reportase
Analisis Situasi Penyakit Diabetes Melitus di Kota Balikpapan
(Fase Konsolidasi Perencanaan)
4 Februari 2023
Sesi 1
Masukan dari Berbagai Stakeholder/ Pengambil Keputusan-Kebijakan
Dr dr H Jaya Mualimin sebagai Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur memberikan pengantar pertama dalam kegiatan ini. Jaya Mualimin sangat mengapresiasi kegiatan ini yang dirancang atas kerja sama antara perguruan tinggi dengan Dinas Kesehatan Kota Balikpapan. Harapannya, ada sebuah aksi yang dapat memberikan dampak positif terhadap pengendalian Diabetes Melitus. Selain di Balikpapan, Jaya juga berharap agar pendekatan seperti ini bisa dilaksanakan di Provinsi Kalimantan Timur.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Andi Sri Juliarty bahwa kegiatan ini bertepatan dengan HUT Kota Balikpapan, tim dinas kesehatan bersama provinsi dan OPD di Kota Balikpapan akan turun ke lapangan melakukan kampanye DM di 64 titik lokasi di Balikpapan. Hal ini menjadi awal action yang dilaksanakan oleh Dinkes dalam memetakan kasus. DM sendiri yang termasuk dalam SPM sebagai salah satu indikator kinerja pemerintah. Definisi operasional pelayanan penderita DM sendiri merupakan capaian kinerja pemerintah kab/kota dalam memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar bagi penderita DM dinilai dari persentase penderita DM usia 15 tahun keatas yang mendapatkan pelayanan sesuai standar di wilayah kerja dalam kurun waktu satu tahun.
Sebagai pemberi pengantar ketiga, Prof Laksono mengungkapkan bahwa data cakupan layanan dari Kota Balikpapan telah menunjukkan bahwa kasus DM mengalami peningkatan setiap tahun, tidak hanya dari sisi kasus dan komplikasi akan tetapi juga terjadi kenaikan pembiayaan layanan yang signifikan. Oleh karena itu, pemerintah daerah dan BPJS perlu segera bertindak dalam mencegah situasi yang lebih buruk. Kegiatan saat ini sudah beragam namun masih berjalan masing-masing, sehingga hal ini perlu diintegrasikan. Dengan integrasi, inovasi akan muncul dari upaya-upaya dalam penanganan DM di Kota Balikpapan. Paket pendampingan dari PKMK UGM akan menguatkan program-program pencegahan dan penanganan di level primer agar saling mendukung dan terorganisasi dengan baik.
Mahlil Ruby dari Kantor BPJS Kesehatan Pusat mengungkapkan jika kegiatan DM di Kota Balikpapan sejalan dengan kegiatan yang akan dilakukan oleh BPJS Kesehatan dalam penguatan layanan primer dan Kota Balikpapan bisa menjadi model penguatan UKM dan dinas kesehatan. Rencana Kota Balikpapan dalam mengimplementasikan kegiatan dalam penanganan DM ini juga sejalan dengan rancangan BPJS. Hal ini berkaitan dengan strategic purchasing yang dimiliki oleh BPJS. Pengembangan kegiatan UKM sangat penting dalam mencegah kasus DM di tingkat masyarakat. Balikpapan dapat menjadi pilot dalam penanganan DM bagi seluruh kabupaten/kota di seluruh Indonesia, serta Balikpapan menjadi daerah pertama yang mengembangkan pendekatan ini. Beberapa riset dalam BPJS akan dikoordinasikan dan dikolaborasikan termasuk dengan data BPJS dengan Pemerintah Kota Balikpapan untuk perbaikan program-program yang terkait dengan penyakit diabetes ini.
Sementara Perwakilan Direktorat P2PTM, Esti Widi menambahkan bahwa langkah dari Balikpapan nantinya dapat menjadi rujukan. Model integrasi dari berbagai pihak dalam pengelolaan program ini menunjukkan keunggulan manajemen penyakit di daerah, sebab lazimnya program jalan sendiri-sendiri di berbagai daerah. Kementerian juga mendorong kegiatan-kegiatan dalam pencegahan DM melalui dukungan anggaran pada DAK.
Reporter: Tim Konsultan Manajemen PKMK UGM