Pengantar 21 Februari 2023
Salam jumpa Bapak/Ibu pemerhati Diabetes di Indonesia. Edisi Minggu ini Selasa, 21 Februari 2023Â kami sajikan beberapa Artikel / Jurnal / Berita dan Agenda sebagai berikut:
Panduan Akses Materi Serial Webinar Dialog Kebijakan Diabetes Melitus
Novel Targets for Potential Therapeutic Use in Diabetes Mellitus
Diabetes melitus (DM) merupakan masalah yang tengah berkembang pesat di seluruh dunia, dimana terjadi peningkatan prevalensi DM dari 4% menjadi 6,4% (sekitar 285 juta orang) dalam 30 tahun terakhir. Jumlah ini dapat meningkat menjadi 430 juta orang pada tahun-tahun mendatang jika tidak dilakukan pengelolaan DM yang lebih baik. Penuaan, obesitas, dan gaya hidup sedentari adalah penyebab utama progresivitas DM. Karenanya, penting untuk mengeksplorasi pengobatan baru yang dapat mengelola DM dengan aman dan efektif. Hingga saat ini, para peneliti masih terus mencari pengobatan baru untuk penyakit tersebut.
The Burden and Risks of Emerging Complications of Diabetes Mellitus
Beragam komplikasi umum diabetes melitus (DM) telah diketahui dengan baik dan terus menimbulkan beban bagi jutaan masyarakat yang hidup dengan penyakit ini. Namun, kemajuan dalam penatalaksanaan DM dan bertambahnya usia harapan hidup mengakibatkan munculnya bukti baru mengenai komplikasi DM yang sebelumnya kurang diketahui, misalnya kanker dan demensia yang saat ini menjadi penyebab utama mortalitas pada penderita DM di beberapa negara.
Peran FK-KMK UGM dalam Pencegahan dan Pengendalian Diabetes Melitus di DIY
Situasi perkembangan DM di DIY dapat dilihat sebagai berikut (Data Sample 1% BPJS di DIY):
Gambar 1 di atas menjelaskan bahwa klaim Diabetes Melitus dari tahun 2015-2019 meningkat dengan pesat, namun tahun 2020 hingga 2021 terjadi penurunan biaya klaim. Hal ini terjadi karena:
- Pasien DM yang terkena Covid19 didanai oleh dana di luar dana BPJS
- Menurunannya pasien DM karena adanya kebijakan penanganan pandemi dengan diberlakukannya Pembatasan Kegiatan Masyarakat.
High Intake of Dietary Phytochemical Index May Be Related to Reducing Risk of Diabetic Nephropathy: A Case-Control Study
Nefropati diabetik terjadi pada sekitar 40% pasien diabetes melitus (DM) tipe 2. Usia tua, jenis kelamin (laki-laki), ras/etnis, riwayat nefropati diabetik dalam keluarga, genetik, hipertensi, gangguan ginjal, toksin dan merokok dapat menjadi faktor risiko dari nefropati diabetik. Sementara itu, salah satu faktor yang paling berpengaruh signifikan terhadap penyakit tersebut adalah asupan makanan. Fitokimia dikenal sebagai agen antioksidan dan antiinflamasi. Tingginya asupan fitokimia dalam diet dapat meningkatkan toleransi glukosa, mengontrol hipertensi serta mencegah komplikasi nefropati diabetik.
The impact of population-level HbA1c screening on reducing diabetes diagnostic delay in middle-aged adults: a UK Biobank analysis
Program skrining diabetes dapat mendeteksi kasus diabetes yang belum terdiagnosis lebih cepat daripada diagnosis simtomatik atau diagnosis insidental. Dengan adanya skrining, pasien dapat segera diberikan intervensi sehingga dapat menurunkan risiko komplikasi akibat diabetes. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan data UK Biobank untuk mengetahui pengurangan waktu diagnosis diabetes yang dapat dicapai dengan menerapkan program skrining berbasis HbA1c pada populasi dibandingkan dengan program perawatan klinis rutin.