27Feb
Written by Diabetes Indonesia. Posted in Pengantar
Salam jumpa Bapak/Ibu pemerhati Diabetes di Indonesia. Edisi Minggu ini Selasa, 5 Desember 2023 kami sajikan beberapa Artikel / Jurnal / Berita dan Agenda sebagai berikut:
Pendampingan Manajemen Program Pengendalian Penyakit Diabetes Melitus
2022 – saat ini
Pada 2022 PKMK memulai inisiasi pendampingan pencegahan dan pengendalian diabetes melitus di Kota Balikpapan. Kegiatan tersebut disambut baik oleh stakeholder terkait dan berjalan dengan progress yang cukup baik. Konsolidasi perencanaan melalui pertemuan dan survey program diabetes melitus yang melibatkan 78 instansi terkait telah dilakukan. Kegiatan ini memiliki sasaran kebijakan yang akan diterapkan oleh pemerintah daerah untuk menekan angka penderita DM dan mampu melibatkan masyarakat secara aktif dalam pencegahannya.
Rangkaian kegiatan tersebut dapat disimak di reportase melalui link berikut (Reportase).
Kegiatan pendampingan tahun 2023
Kunjungi laman khusus pendampingan di sini
Inclusion of Diabetic Retinopathy Screening Strategies in National Level Diabetes Care Planning in Low and MiddleIncome Countries: A Scoping Review
Secara global, diperkirakan 463 juta orang menderita diabetes melitus (DM) dengan 80% diantaranya berasal dari negara berpenghasilan rendah dan menengah. Retinopati diabetik adalah salah satu komplikasi mikrovaskular DM yang paling umum. Deteksi dini melalui program skrining mata diabetes sangat penting untuk mencegah gangguan penglihatan dan kebutaan di kemudian hari. Perencanaan program pencegahan retinopati diabetik di tingkat nasional sangat penting untuk mewujudkan implementasi yang efektif dari program-program tersebut. Sejauh mana retinopati diabetik diprioritaskan dalam rencana, strategi, dan kebijakan nasional serta adanya sumber pendanaan jangka panjang akan menentukan keberlanjutan program.
Selengkapnya
Novel Targets for Potential Therapeutic Use in Diabetes Mellitus
Diabetes melitus (DM) merupakan masalah yang tengah berkembang pesat di seluruh dunia, dimana terjadi peningkatan prevalensi DM dari 4% menjadi 6,4% (sekitar 285 juta orang) dalam 30 tahun terakhir. Jumlah ini dapat meningkat menjadi 430 juta orang pada tahun-tahun mendatang jika tidak dilakukan pengelolaan DM yang lebih baik. Penuaan, obesitas, dan gaya hidup sedentari adalah penyebab utama progresivitas DM. Karenanya, penting untuk mengeksplorasi pengobatan baru yang dapat mengelola DM dengan aman dan efektif. Hingga saat ini, para peneliti masih terus mencari pengobatan baru untuk penyakit tersebut.
Selengkapnya
The Burden and Risks of Emerging Complications of Diabetes Mellitus
Beragam komplikasi umum diabetes melitus (DM) telah diketahui dengan baik dan terus menimbulkan beban bagi jutaan masyarakat yang hidup dengan penyakit ini. Namun, kemajuan dalam penatalaksanaan DM dan bertambahnya usia harapan hidup mengakibatkan munculnya bukti baru mengenai komplikasi DM yang sebelumnya kurang diketahui, misalnya kanker dan demensia yang saat ini menjadi penyebab utama mortalitas pada penderita DM di beberapa negara.
Selengkapnya
Peran FK-KMK UGM dalam Pencegahan dan Pengendalian Diabetes Melitus di DIY
Situasi perkembangan DM di DIY dapat dilihat sebagai berikut (Data Sample 1% BPJS di DIY):
Gambar 1 di atas menjelaskan bahwa klaim Diabetes Melitus dari tahun 2015-2019 meningkat dengan pesat, namun tahun 2020 hingga 2021 terjadi penurunan biaya klaim. Hal ini terjadi karena:
- Pasien DM yang terkena Covid19 didanai oleh dana di luar dana BPJS
- Menurunannya pasien DM karena adanya kebijakan penanganan pandemi dengan diberlakukannya Pembatasan Kegiatan Masyarakat.
Selengkapnya
High Intake of Dietary Phytochemical Index May Be Related to Reducing Risk of Diabetic Nephropathy: A Case-Control Study
Nefropati diabetik terjadi pada sekitar 40% pasien diabetes melitus (DM) tipe 2. Usia tua, jenis kelamin (laki-laki), ras/etnis, riwayat nefropati diabetik dalam keluarga, genetik, hipertensi, gangguan ginjal, toksin dan merokok dapat menjadi faktor risiko dari nefropati diabetik. Sementara itu, salah satu faktor yang paling berpengaruh signifikan terhadap penyakit tersebut adalah asupan makanan. Fitokimia dikenal sebagai agen antioksidan dan antiinflamasi. Tingginya asupan fitokimia dalam diet dapat meningkatkan toleransi glukosa, mengontrol hipertensi serta mencegah komplikasi nefropati diabetik.
Selengkapnya