Recommendations for management of Diabetes During Ramadhan: Update 2020, Applying the Principles of the ADA/EASD Consensus
Meskipun telah banyak bukti yang menyatakan puasa intermiten saat Ramadhan dapat membantu menurunkan berat badan dan mengurangi faktor risiko penyakit kardiometabolik, tidak ada bukti kuat tentang manfaat ini pada pasien diabetes. American Diabetes Association/ European Association for the Study of Diabetes, membuat konsensus rekomendasi yang mengangkat topik pentingnya faktor pasien dan komorbid ketika memilih pengobatan diabetes termasuk ada tidaknya komorbid, penyakit kardiovaskular, gagal jantung, penyakit gagal ginjal, risiko hipoglikemia, faktor berat badan dan harga.
Edukasi terstruktur dan konseling pre-Ramadhan adalah kunci utama untuk menyukseskan manajemen pasien dengan diabetes. Hal ini harus memenuhi aspek penting seperti target glikemik, monitoring mandiri gula darah, diet, aktivitas fisik termasuk shalat Tarawih, pengobatan dan penyesuaian dosis, efek samping dan ketika berbuka puasa. Keputusan siklus yang diadaptasi pada situasi spesifik pada Ramadhan memberikan bantuan untuk penilaian tersebut.
Anak dengan diabetes tipe 1 harus dianjurkan supaya tidak berpuasa karena memiliki risiko tinggi terhadap komplikasi akut seperti hipoglikemia dan kemungkinan ketoasidosis diabetikum, meskipun baru terlapor sangat sedikit kasus peningkatan KAD saat Ramadhan. Wanita hamil dengan diabetes atau diabetes gestasional dianjurkan untuk menghindari puasa karena dapat menimbulkan efek buruk pada ibu dan janin.
Hipoglikemia adalah isu utama saat puasa Ramadhan. Untuk mencegah hipoglikemia dan hiperglikemia, direkomendasikan penerapan edukasi manajemen diabetes mandiri dan prinsip pendukungnya. Penggunaan teknologi dan monitoring glukosa menerus selama Ramadhan dapat membantu mengetahui komplikasi hipo dan hiperglikemia berkaitan dengan penyesuaian kondisi ataupun pengobatan selama berpuasa; akan tetapi, biaya turut menjadi hambatan yang signifikan.