Pengantar 7 Februari 2024
Salam jumpa Bapak/Ibu pemerhati Diabetes di Indonesia. Edisi Minggu ini Selasa, 6 Februari 2024Â kami sajikan beberapa Artikel / Jurnal / Berita dan Agenda sebagai berikut:
Mengelola Obesitas untuk Mengobati Diabetes Melitus Tipe 2
Obesitas, penyakit kronis multifaktorial yang kambuh, merupakan pintu gerbang menuju spektrum masalah kesehatan metabolik, kardiovaskular, mekanik, dan mental. Selama beberapa dekade terakhir, prevalensi global obesitas telah melonjak hampir tiga kali lipat, yang mencerminkan peningkatan diabetes mellitus tipe 2 (T2DM). Lintasan paralel ini menunjukkan hubungan sebab-akibat yang kuat antara obesitas dan T2DM. Penelitian ekstensif menunjukkan bahwa kenaikan berat badan sedikit saja dapat meningkatkan risiko T2DM, sehingga mendukung anggapan bahwa obesitas adalah penyebab utamanya.
Peran Obesitas pada Anak pada Diabetes Melitus Tipe 2 yang Timbul Lebih Awal
Obesitas pada anak merupakan masalah yang terus meningkat di seluruh dunia, dengan implikasi yang signifikan terhadap kesehatan masyarakat. Yang menarik adalah hubungannya dengan onset awal diabetes melitus tipe 2 pada anak-anak. Mengeksplorasi hubungan ini dan mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi dapat membantu memperkuat pemahaman tentang hubungan yang kompleks ini.
Program Pencegahan Diabetes Tipe 2-Dari Uji Coba Pembuktian Konsep hingga Intervensi Nasional
Pencegahan diabetes tipe 2 (T2D) pada orang berisiko tinggi dengan intervensi gaya hidup telah dibuktikan oleh beberapa uji coba terkontrol secara acak. Efek intervensi telah bertahan hingga 20 tahun dalam pemantauan pasca-uji coba terhadap kejadian T2D. Pada 2000, Finlandia meluncurkan rencana pencegahan T2D nasional. Untuk skrining risiko T2D yang tinggi, Skor Risiko Diabetes Finlandia non-laboratorium dikembangkan dan digunakan secara luas, juga di negara lain. Kejadian T2D yang diobati dengan obat telah menurun dengan stabil sejak 2010.
Diabetes Melitus Tipe 1 Pada Anak: Pengalaman di Indonesia
Prevalensi diabetes melitus tipe 1 (T1DM) pada anak di Indonesia semakin meningkat meskipun jumlah sebenarnya tidak diketahui karena tingginya angka kesalahan diagnosis. Kesadaran masyarakat dan tenaga kesehatan akan T1DM pada anak masih rendah, tercermin dari tingginya jumlah anak yang didiagnosis dengan diabetes ketoasidosis (DKA). Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah menerbitkan pedoman tatalaksana T1DM, yang terdiri dari injeksi insulin, pemantauan glukosa darah setiap hari, nutrisi, aktivitas fisik, dan edukasi.
Pencegahan Diabetes Tipe 2: Peran Intermittent Fasting
Terlepas dari kemajuan dalam pilihan pengobatan dan peningkatan pemahaman tentang patofisiologi, diabetes tipe 2 tetap menjadi salah satu penyakit kronis global yang paling mahal dan paling berbahaya. Pedoman saat ini mendorong dokter untuk berjuang keras dan bereaksi terhadap kondisi penyakit yang diinkubasi yang telah didorong oleh inersia klinis. Para penulis menyelesaikan pencarian literatur di PubMed, ScienceDirect, dan NIH, mencari dengan istilah puasa intermiten, diabetes tipe 2, dan prediabetes, dan mengecualikan penelitian yang terkait dengan puasa berbasis agama. Ada bukti yang muncul bahwa puasa intermiten dapat menjadi pilihan untuk membantu menurunkan berat badan, mengurangi steatosis hati, dan menurunkan tingkat biomarker seperti glukosa puasa sambil meningkatkan resistensi insulin.