Meta-Analysis Reviews The Incidence Of New-Onset Diabetes In COVID-19 Survivors
Latar belakang
Studi telah menemukan hubungan antara infeksi sindrom pernapasan akut coronavirus 2 (SARS-CoV-2) dan berbagai masalah kesehatan yang baru terjadi, muncul kembali, atau berkelanjutan, suatu kondisi yang sering disebut long COVID-19 panjang atau post-acute sequelae of SARS-CoV-2 (PASC). Studi sebelumnya telah menyelidiki risiko insiden diabetes baru yang lebih tinggi pada penyintas COVID-19; namun, mekanisme dasar yang tepat di balik permulaannya masih belum ditentukan.
Selain itu, kurangnya kelompok kontrol dan ukuran sampel yang kecil membatasi temuan meta-analisis ini. Beberapa proses yang saling terkait mungkin terlibat, termasuk hiperglikemia yang diinduksi oleh stres atau steroid. SARS-CoV-2 dapat secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi sel-sel β pulau pankreas.
Tentang Penelitian
Dalam studi ini, para peneliti secara menyeluruh mencari sumber PubMed, seperti Scopus dan MEDLINE, ditambah Literatur Global Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang COVID-19 dan pendaftar uji klinis antara Desember 2019 sampai 16 Oktober 2022. Dua peneliti secara independen menganalisis publikasi yang ditemukan dan mematuhi Skala Newcastle-Ottawa untuk risiko penilaian bias.
Temuan Penelitian
Para peneliti mengidentifikasi delapan studi yang mencirikan risiko diabetes baru di antara penyintas COVID-19; perkiraan titik yang dikumpulkan adalah 1,66, yang mengimplikasikan risiko insiden diabetes 66% lebih tinggi. Kedelapan penelitian ini terdiri dari 4.270.747 pasien COVID-19 dan 43.203.759 kontrol, dengan 50% perempuan, dan usia rata-rata dari semua peserta adalah 43 tahun. Meskipun usia, jenis kelamin, dan kualitas studi tidak mengubah risiko, namun heterogenitas antar penelitian ini cukup tinggi.
Risiko median keseluruhan dari penilaian bias adalah tujuh. Namun, risikonya lebih tinggi pada penelitian dari Amerika Serikat dibandingkan penelitian dari Eropa (1,77 vs 1,33). Mengenai mekanisme patofisiologis yang mengatur diabetes onset baru pada penyintas COVID-19, para peneliti mencatat bahwa SARS-CoV-2 berikatan dengan reseptor angiotensin-converting enzyme 2 (ACE-2) dan transmembrane serine protease 2 (TMPRSS2) di organ dan jaringan utama. Hal ini kemudian mengimbangi kadar insulin pankreas dan menginduksi apoptosis sel β.
Ada kemungkinan bahwa SARS-CoV-2 menyebabkan perubahan pleiotropik dalam metabolisme glukosa yang menyebabkan diabetes onset baru atau memfasilitasi transisi cepat dari kondisi normal ke kondisi pradiabetes dan diabetes. SARS-CoV-2 bekerja seperti virus lain dalam aspek ini, seperti rotavirus, virus gondok, dan cytomegalovirus.
Kesimpulan
Temuan penelitian menyoroti perlunya pemantauan aktif gangguan glukosa setelah pemulihan dari COVID-19 yang parah. Hal ini mendesak tetapi membosankan, mengingat jumlah penyintas COVID-19 secara global. Bahkan sedikit peningkatan risiko diabetes akan berhubungan dengan lonjakan drastis penderita diabetes di seluruh dunia. Penelitian di masa depan juga dapat menggunakan genomik untuk mengkategorikan pasien COVID-19 akut dan memprediksi pasien dengan risiko lebih tinggi terkena diabetes akibat COVID-19.
Penerjemah : Salwa Kamilia, S.Gz
Penulis : Neha Mathur
Sumber : www.news-medical.net