Angka Diabetes Tinggi, Menkes Ajak Masyarakat Terapkan Hidup Sehat
Sumbawa Barat, 14 Oktober 2022
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengunjungi sejumlah Posyandu Prima di Kecamatan Jereweh, Kabupaten Sumbawa Barat yakni Posyandu Prima Desa Beru dan Desa Goa yang merupakan salah satu lokus dari pilot project integrasi layanan primer sebagai bagian dari pilar pertama transformasi sistem kesehatan (14/10).
Dalam kunjungannya, Menkes melihat secara langsung pelayanan kesehatan di Posyandu Prima. Di samping itu, Menkes juga menemukan beberapa masalah kesehatan yang terjadi di sana, seperti angka hipertensi dan diabetes yang tinggi.
“Saya tadi lihat di Dusun Jelenga, persentase masyarakat yang terkena diabetes sekitar 17,5%, kalau di Desa Goa angka diabetesnya sebesar 8%. Selain itu hipertensi di sana juga tinggi,” kata Menkes.
Menkes menekankan, diabetes yang tidak tidak terkontrol dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan masalah kesehatan serius seperti komplikasi jantung, stroke dan gagal ginjal yang mengharuskan pasien melakukan cuci darah sepanjang hidupnya.
“Penyakit gula itu jelek sekali. Kenapa? karena dia ibu dari segala penyakit. Kalau kadar gula tidak terkontrol selama 3-5 tahun itu pasti harus cuci darah, atau kena stroke atau kena jantung,” ujar Menkes.
Sebagai gambaran, seorang penderita diabetes yang telah mengalami komplikasi gagal ginjal harus melakukan cuci darah sekitar 3 sampai 4 hari per minggu. Dalam sekali cuci darah membutuhkan waktu 3 sampai 4 jam. Hal ini tentunya memengaruhi kualitas hidup, produktivitas serta ekonomi penderita.
“Artinya ini tidak ada kehidupan lagi. Kalau bisa jangan sampai cuci darah, supaya jangan cuci darah jangan diabetes, supaya jangan diabetes gula darahnya harus dikontrol,” harap Menkes.
Masalah kesehatan tersebut, lanjut Menkes adalah masalah bersama. Untuk itu, sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan, Menkes mengajak kader-kader kesehatan di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) untuk menjadi pelopor kesehatan di masyarakat.
Diantaranya aktif melakukan kegiatan promotif preventif melalui edukasi dan sosialisasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas). Tujuannya agar masyarakat sadar akan pentingnya pola hidup sehat agar terhindari dari berbagai penyakit berbahaya khususnya 4 penyakit tidak menular penyebab kematian tertinggi di Indonesia yakni jantung, stroke, diabetes dan gagal ginjal.
“Peranan teman-teman di Posyandu dan Puskesmas sangat penting untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat. Oleh karena itu, saya harapkan kader-kader kesehatan ikut membantu mengkampanyekan pola hidup sehat kepada masyarakat di wilayahnya masing-masing,” lanjut Menkes.
Menkes menguraikan pola hidup sehat yang bisa dilakukan masyarakat dengan menjaga pola makan sehat, menjaga berat badan ideal, mengontrol kolesterol dan kadar gula dalam darah, aktif melakukan aktivitas fisik serta mengajak masyarakat untuk rutin memeriksakan kesehatannya di Posyandu Prima.
“Tolong jaga kesehatan, kalau kita bisa jaga kesehatan dengan baik agar lebih produktif dan sehat,” ajak Menkes.
Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat, Sitti Rohmi Djalillah yang turut mendampingi Menkes menyatakan kesiapannya untuk berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan dalam kerangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Nusa Tenggara Barat yang setinggi-tingginya.
“Saya orang paling berbahagia bertemu dengan beliau, apa yang kita gagas pada 2018 yakni Posyandu Keluarga yang kini berjumlah lebih dari 7000 unit, sejalan dengan program Kemenkes. Kehadiran Posyandu Prima semakin memperkuat Posyandu keluarga berbasis dusun,” terang Wagub.
Terkait temuan Menkes, Wagub menekankan bahwa ke depan upaya promotif preventif akan terus digiatkan melalui kunjungan keluarga maupun pemeriksaan kesehatan rutin yang dilakukan oleh Posyandu Keluarga, Posyandu Prima maupun puskesmas serta peningkatan akses keluarga terhadap layanan kesehatan primer.
Penulis: Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI (dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid)
Sumber: sehatnegeriku.kemkes.go.id