Pengantar 4 Februari 2025
Salam jumpa Bapak/Ibu pemerhati Diabetes di Indonesia. Edisi Minggu ini Selasa, 4 Februari 2025 kami sajikan beberapa Artikel / Jurnal / Berita dan Agenda sebagai berikut:
Reportase Review Kebijakan Diabetes Melitus Tahun 2024 berbasis Transformasi Sistem Kesehatan dan Outlook 2025

PKMK-Yogyakarta. Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (PKMK FK-KMK UGM) menyelenggarakan webinar Review Kebijakan Diabetes Melitus Tahun 2024 berbasis Transformasi Sistem Kesehatan dan Outlook 2025 pada Kamis (30/01/2025).
Diabetes Mellitus, Masalah Kesehatan Global yang Paling Cepat Berkembang

Diabetes diakui sebagai faktor signifikan dalam mortalitas dan morbiditas di seluruh dunia, yang mempengaruhi berbagai demografi tanpa memandang lokasi geografis, kelompok usia, atau jenis kelamin. Korespondensi ini bertujuan untuk mengekspresikan keprihatinan dan menarik perhatian para pemimpin dan pembuat kebijakan di seluruh dunia terhadap masalah kesehatan masyarakat yang kritis ini.
Modifikasi Gaya Hidup untuk Pencegahan Diabetes dan Penyakit Jantung

Dua penyakit yang paling banyak diderita di seluruh dunia adalah diabetes melitus tipe 2 (T2DM) dan penyakit arteri koroner. T2DM terjadi ketika terjadi penurunan sensitivitas insulin, yang menyebabkan jumlah glukosa yang lebih tinggi dalam aliran darah. Penyakit arteri koroner, atau penyakit jantung, berkembang seiring berjalannya waktu ketika plak menumpuk di dalam arteri koroner, sehingga menyebabkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk mengalami infark miokard di masa depan. Meskipun kedua kondisi ini memiliki proses penyakit yang spesifik, pengembangan T2DM telah dikaitkan dengan insiden yang jauh lebih tinggi untuk mengembangkan penyakit arteri koroner.
Diabetes pada Orang Dewasa Korea: Prevalensi, Manajemen, dan Komorbiditas

Diabetes mellitus merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di Korea, dengan profil epidemiologi dan klinis yang unik yang dipengaruhi oleh faktor budaya, genetik, dan gaya hidup. Temuan terbaru dari survei nasional memberikan gambaran komprehensif tentang prevalensi penyakit, manajemen, dan komorbiditas terkait di antara orang dewasa Korea, menggarisbawahi kebutuhan mendesak untuk intervensi perawatan kesehatan yang disesuaikan. Beban ganda dari meningkatnya prevalensi diabetes di kalangan dewasa muda dan komorbiditas yang terus-menerus di kalangan lansia memerlukan pendekatan multi-segi.
Pencegahan Diabetes Tipe 2 dengan Perubahan Gaya Hidup

Pencegahan diabetes tipe 2 (T2D) merupakan tantangan besar di seluruh dunia. Tujuan dari sintesis bukti ini untuk meringkas bukti yang tersedia dalam rangka memperbarui pedoman praktik klinis European Association for the Study of Diabetes (EASD) untuk terapi nutrisi. Peneliti melakukan tinjauan sistematis dan, jika sesuai, meta-analisis uji coba terkontrol acak (RCT) yang dilakukan pada orang dengan gangguan toleransi glukosa (IGT) (enam penelitian) atau dismetabolisme (satu penelitian) untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
Standar Perawatan Diabetes 2025

Standar ini mencakup berbagai revisi untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan penderita diabetes. Standar tersebut menekankan bahasa yang berpusat pada orang dan inklusif, dengan terminologi yang memberdayakan dan mengakui individu tersebut sebagai pusat perawatan. Revisi tersebut mencakup pembaruan pedoman untuk berbagai aspek perawatan diabetes, seperti pencegahan, manajemen penyakit penyerta, dan pengobatan. Standar tersebut juga membahas masalah kesehatan yang muncul seperti diabetes yang berhubungan dengan penghambat pos pemeriksaan imun dan peran mikrobioma usus dalam risiko diabetes.
Kelayakan Pencegahan Diabetes Tipe 2 di Negara-Negara Berpenghasilan Rendah dan Menengah

Diabetes tipe 2 adalah penyebab utama kematian dan kesakitan global. Hampir 80% penderita diabetes tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah (low- and middle-income countries/ LMIC), dimana hampir separuh dari mereka yang memiliki kondisi ini masih belum terdiagnosis. Mayoritas kasus yang diketahui memiliki hasil klinis yang kurang optimal. Selain itu, populasi besar dengan gangguan toleransi glukosa dan/atau gangguan glukosa puasa berkontribusi terhadap peningkatan pesat diabetes tipe 2.