Studi: Yoga dan Meditasi Turunkan Gula Darah Pasien Diabetes
Diabetes tipe 2 adalah kondisi di mana hormon insulin dalam tubuh tidak bekerja secara efektif. Selain pengobatan, gaya hidup sehat dengan konsumsi bergizi seimbang bisa meningkatkan kualitas dan angka harapan hidup pasien.
Bukan cuma olahraga fisik, ternyata praktik mindfulness seperti meditasi hingga yoga dilakukan oleh pasien diabetes tipe 2 yang percaya ini bisa menurunkan kadar gula darah.
Bukan isapan jempol, studi terbaru menemukan bahwa praktik yoga dan meditasi ternyata benar bermanfaat untuk pasien diabetes tipe 2.
1. Libatkan puluhan studi lintas negara
Praktik mindfulness makin sering digunakan untuk meningkatkan kontrol gula darah di antara pasien diabetes tipe 2. Namun, mengenai manfaatnya, studi-studi masih kontradiktif. Dimuat dalam Journal of Integrative and Complementary Medicine pada awal September 2022, inilah yang dicari oleh para peneliti dari Amerika Serikat (AS).
Dilaksanakan oleh Keck School of Medicine di bawah naungan University of Southern California (USC), para peneliti mengambil total 587 studi dari beberapa negara, pada periode 1993–2022. Dari jumlah tersebut kemudian disusutkan menjadi 28 studi yang cocok dengan kriteria analisis.
Para peneliti membandingkan pasien diabetes tipe 2 yang mendapatkan pengobatan dan melakukan praktik mindfulness dengan yang hanya minum obat. Studi ini adalah yang pertama kali menganalisis pengaruh praktik mindfulness terhadap kadar gula dalam darah.
2. Hasil: Praktik mindfulness bisa menolong pasien diabetes tipe 2
Hasilnya, para peneliti menemukan bahwa praktik mindfulness yang dijalankan pasien diabetes tipe 2 ternyata bisa mengurangi kadar gula darah secara signifikan. Hal ini terlihat dari pengukuran hemoglobin A1c (HbA1c) dan gula darah puasa (FBG).
“Hal yang paling mengejutkan adalah besarnya manfaat praktik ini. Memang, kamu tahu ada manfaatnya, tetapi tak mengira akan sebesar ini,” ujar pemimpin penelitian Fatimata Sanogo lewat pernyataan resmi.
Secara keseluruhan, praktik mindfulness bisa mengurangi HbA1c hingga 0,84 persen. Menurut studi bertajuk “Mind-and-Body-Based Interventions Improve Glycemic Control in Patients with Type 2 Diabetes” tersebut, praktik mindfulness yang berguna untuk pasien diabetes tipe 2 adalah:
- Yoga: HbA1c berkurang 1 persen.
- Qigong: HbA1c berkurang 0,66 persen.
- Teknik mengurangi stres secara mindfulness (seperti meditasi atau latihan pernapasan): HbA1c berkurang 0,48 persen.
3. Tak kalah ampuh dari obat diabetes?
Rekan peneliti Fatimata, Richard M. Watanabe, juga terkejut dengan temuan studi tersebut. Ia mengatakan bahwa studi tersebut membuktikan bahwa praktik mindfulness membantu pasien mengurangi kadar gula darah, bukan hanya dari obat-obatan yang mereka minum.
“Hal penting dari studi ini adalah efeknya yang amat kuat dan bisa membantu perawatan standar,” ujar Richard.
Para peneliti terkejut dengan manfaat yoga. Pengurangan HbA1c hingga 1 persen serupa dengan efek obat diabetes metformin yang mampu mengurangi tingkat HbA1c pasien diabetes tipe 2 hingga rata-rata 1,1 persen. Dengan kata lain, yoga tidak kalah ampuh!
4. Berpotensi mencegah diabetes juga (untuk pasien pradiabetes)
Para peneliti mencatat bahwa hanya setengah pasien diabetes di AS yang berhasil menurunkan kadar gula darah ke target HbA1c 7 persen. Padahal, pada saat yang sama, jumlah masyarakat AS yang terdiagnosis pradiabetes telah meningkat sepertiga di beberapa dekade belakangan.
“Meski studi ini tidak menjadikannya [praktik mindfulness] sebagai tindakan pencegahan, praktik tersebut memang bisa menolong pasien pradiabetes mengurangi risiko diabetes tipe 2 di masa depan,” kata Fatimata.
Studi ini tak terbatas di AS saja. Fatimata dan tim mengambil studi dari berbagai negara dunia. Oleh karena itu, praktik mindfulness memang bisa menguntungkan pasien diabetes tipe 2 dan pradiabetes di seluruh dunia, terlepas dari demografi, etnis, dan latar pendidikan.
“Ini bisa jadi sarana penting untuk banyak orang karena diabetes tipe 2 adalah gangguan kesehatan kronis besar dan manusia belum berhasil mengendalikannya,” tutup Fatimata.
Penulis: Alfonsus Adi Putra
Sumber: www.idntimes.com