‘Compelling Evidence’ Links Childhood Poverty with Insulin Resistance in Later Years
Sebuah penelitian besar menemukan bahwa kemiskinan pada masa kanak-kanak berhubungan dengan meningkatnya risiko terkena diabetes di masa depan, dan para peneliti mengatakan temuan mereka ini mulai menjawab “pertanyaan kesehatan masyarakat yang penting”.
Setelah memeriksa data kesehatan dari 342 orang kulit hitam Amerika yang dikumpulkan selama periode 20 tahun, tim peneliti menemukan bahwa orang-orang yang hidup dalam kemiskinan dari usia 11-18 tahun dan memiliki pandangan pesimis tentang masa depan cenderung mengalami percepatan penuaan pada sel kekebalan tubuh dan resistensi insulin di usia 25-29 tahun.
Anak-anak dan diabetes
Semakin lama anak-anak dan remaja hidup dalam kemiskinan, maka mereka semakin berisiko mengalami resistensi insulin dan diabetes di kemudian hari.
Risiko kerawanan pangan meningkatkan kejadian diabetes
Penulis pertama, Profesor Allen W. Barton, dari studi pengembangan manusia dan keluarga di University of Illinois Urbana-Champaign, mengatakan: “Begitu kami menemukan beberapa bukti kuat bahwa kemiskinan keluarga selama masa kanak-kanak berkaitan dengan resistensi insulin di akhir usia 20-an, kami melihat penuaan sel kekebalan tubuh sebagai kemungkinan mediator, sesuatu yang mentransmisikan efeknya.”
“Dan kami menemukan bukti yang mendukung. Penuaan sel-sel kekebalan tubuh adalah sebuah jalur, sebuah mekanisme di mana kemiskinan dikaitkan dengan resistensi insulin.”
Dia melanjutkan dengan mengatakan: “Ini adalah kumpulan data yang luar biasa dan dapat mulai menjawab beberapa pertanyaan kesehatan masyarakat yang penting, menjelaskan beberapa perbedaan rasial ini dan membantu menemukan cara untuk menguranginya.”
Mereka yang terlibat dalam penelitian ini tinggal di pedesaan Georgia, sebuah wilayah di Amerika dengan tingkat kemiskinan tertinggi di negara tersebut.
Obesitas meningkat dua kali lebih cepat di daerah miskin dibandingkan di daerah kaya
Data diambil dari Strong African American Families Healthy Adult Project (SHAPE), yang mengumpulkan data dari 667 anak-anak kulit hitam berusia 10-11 tahun dan keluarga mereka sejak tahun 2001.
Sampel darah digunakan untuk membandingkan usia biologis peserta dengan usia kronologis mereka, sementara rincian pendapatan digunakan untuk menentukan status kemiskinan keluarga mereka.
Saat mereka tumbuh dewasa, anak-anak tersebut ditanya seberapa besar kemungkinan mereka berpikir bahwa mereka akan melanjutkan ke perguruan tinggi atau mendapatkan pekerjaan dengan bayaran yang baik.
Pada usia 19-20 tahun, para peneliti melihat beberapa metilasi DNA peserta, sebuah proses yang terkait dengan penuaan yang berdampak pada fungsi gen.
Anak-anak berpenghasilan rendah lebih banyak terkena diabetes
Hasil penelitian ini mendukung teori sebelumnya yang mengatakan bahwa prevalensi diabetes yang lebih tinggi pada orang dewasa kulit hitam dan mereka yang berpenghasilan rendah dapat dikaitkan dengan pengalaman masa kecil mereka.
Hubungan juga terlihat antara keyakinan remaja tentang masa depan mereka dan penuaan sel-sel kekebalan tubuh. Profesor Barton mengatakan bahwa diperlukan lebih banyak penelitian di bidang ini setelah publikasi studi terbaru ini.
Hasil penelitian ini telah diterbitkan dalam jurnal Child Development tahun 2022. Selengkapnya https://drive.google.com/file/
Penerjemah: Salwa Kamilia Cahyaning Hidayat, S.Gz
Penulis: diabetes.co.uk
Sumber: https://www.diabetes.co.uk