The Association Between Serum DPP4 Levels And Cognitive Decline In Prenatal Pregnant Women With Gestational Diabetes Mellitus
Diabetes gestasional terjadi pada sekitar 7% dari seluruh kehamilan, berkisar di antara 1% hingga 14%, tergantung pada spesifikasi populasi yang dipelajari, dan uji diagnostik yang digunakan untuk menegakkan diabetes gestasional. ADA mendefinisikan diabetes gestasional sebagai diabetes yang didiagnosis pertama kali ketika trimester dua atau tiga kehamilan, pada seseorang yang tidak memiliki diabetes tipe 1 dan 2 sebelumnya. (Diabetes dideteksi pertama kali pada trimester 1 dikonsiderasikan sebagai diabetes yang pernah ada sebelumnya). Perempuan yang memiliki risiko diabetes gestasional di antaranya; obesitas, ras non kulit putih, perempuan dengan intoleransi glukosa, memiliki riwayat keluarga dengan diabetes atau diabetes gestasional.
Perubahan hormonal dari plasenta yang terjadi pada akhir trimester kehamilan menyebabkan intoleransi glukosa yang bervariasi. Reaksi fisiologis pada Ibu membutuhkan peningkatan insulin (tiga kali lipat dibanding wanita tidak hamil). Kadar gula darah tinggi di dua trimester awal berhubungan dengan risiko cacat lahir tinggi dan keguguran, sebagai tambahan konsekuensi hiperglikemia untuk ibu hamil. Pada trimester kedua kehamilan, tingginya kadar gula darah menyebabkan suplai nutrisi ke fetus yang berlebih dan menghasilkan berat badan lahir bayi berlebih. Untuk mengkompensasi, pankreas fetus akan mensekresi lebih banyak insulin. Saat lahir, bayi dengan hiperinsulinemia akan mengalami hipoglikemia berat dan diprediksi akan mengalami obesitas atau mengalami diabetes di masa dewasanya.
Dalam efek sampingnya, penelitian menunjukkan bahwa diabetes berhubungan dengan penurunan beberapa fungsi kognitif utama. Penurunan kognitif dapat terjadi pada stadium awal diabetes tipe 1 dan 2 dan dapat bermanifestasi pada penurunan ringan hingga sedang dari fungsi kognitif yang diukur oleh uji neuropsikologi dibandingkan dengan kelompok non diabetes. Meskipun etiologi gangguan kognitif pada pasien DMT2 belum jelas, beberapa studi telah mengusulkan bahwa penyebab penurunan kognitif pada pasien dengan diabetes berkaitan dengan proses pengiriman sinyal insulin, fungsi otonom, dan jalur neuroinflamasi.
Penghambat Dipeptidyl peptidase-4 (DPP4) adalah sebuah golongan obat antihiperglikemia yang bekerja pada sistem inkretin dan biasanya dikenal sebagai kelompok ‘gliptin’ – sitagliptin, vildagliptin, saxagliptin, alogliptin, dan linagliptin. Selain itu, obat ini juga memiliki efek antihipertensi, antiinflamasi, antiapoptotik, dan memiliki efek imunomodulator pada jantung, ginjal, dan pembuluh darah melalui jalur inkretin. Beberapa studi menunjukkan bahwa obat ini juga dapat berguna pada pasien transplantasi ginjal dan hepar dengan diabetes melitus post-organ karena keuntungan-keuntungan tersebut. Meskipun beberapa studi telah menunjukkan bahwa pemberian DPP-4 pada pasien tua dengan DMT2 yang mengalami gangguan kognitif ringan, dapat meningkatkan kontrol glukosa dan melindungi perburukan fungsi kognisi, beberapa studi terkini telah menyarankan kemungkinan hubungan antara DPP-4 serum dan disfungsi kognitif pada kondisi peri-natal perempuan hamil dengan diabetes melitus gestasional.
Untuk menyimak hasil studi lebih lengkap, dapat membaca lebih lanjut dalam tautan berikut: