Tim pendamping:

Candra

Agus Salim

Faisal Mansur

Penasehat:

Laksono Trisnantoro

Vina Yanti Susanti

Supriyati

Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan

Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan

Universitas Gadjah Mada

2023

 

Dokumen ini merupakan bahan pertimbangan bagi Kepala DInas Kesehatan Kota Balikpapan untuk menetapkan kebutuhan akan konsultan pendamping dalam usaha mengurangi beban masyarakat dan BPJS untuk penyakit-penyakit terkait dengan Diabetes Mellitus (DM). Tujuan dan manfaat program pendampingan adalah untuk mengurangi dan menangani DM pada masyarakat. Di dalam daftar isi ini dapat dilihat berbagai hal terkait dengan Pendampingan.

Pengantar                                                                                                                                         

Daftar Isi                                                                                                                                          

Ringkasan                                                                                                                                        

Bab I Pendahuluan                                                                                                                          

  1. Latar Belakang 
  2. Tujuan Pendampingan 
  3. Luaran 
  4. Manfaat 
  5. Sasaran 

BAB II. Metode Pelaksanaan

Desain Pelaksanaan Pendampingan

Tahap 1. Perencanaan: Januari - Februari 2023. 

Work Package 1 : Analisis Situasi Penyakit DM di Kota Balikpapan

Work Package 2: Penggunaan prinsip Transformasi Kesehatan untuk pencegahan dan pengendalian DM

Work Package 3: Perencanaan Kegiatan, Sumber Dana, SDM dan Struktur Kegiatan Pelaksana Program untuk tahun 2023.

Tahap 2 & 3 (lanjutan)                                                                                                            

Komposisi TIm Pendamping                                                                                                     

Timeline Kegiatan                                                                                                                       

Referensi                                                                                                                                       

Lampiran

Penyakit Diabetes adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat global terbesar, memberikan beban global yang berat pada kesehatan masyarakat serta pembangunan sosial-ekonomi. Individu dengan diabetes memiliki risiko 2-3 kali lipat dari semua penyebab kematian. Diabetes juga sangat berkaitan dengan peningkatan kematian akibat infeksi, penyakit kardiovaskular, stroke, penyakit ginjal kronis, penyakit hati kronis, dan kanker.

Indonesia sebagai salah satu negara berkembang juga memiliki prevalensi penyakit diabetes yang cukup tinggi, bahkan berada di posisi kelima dari tingkatan negara dengan diabetes tertinggi. Berbagai wilayah Indonesia terkhusus wilayah perkotaan memiliki risiko yang lebih tinggi. Kota Balikpapan sebagai salah satu Kota bisnis di Indonesia serta memiliki kedudukan sebagai penyangga Ibu Kota Negara ternyata memiliki penderita diabetes yang meningkat dari tahun ke tahun. Ini merupakan akumulasi dari gaya hidup, lingkungan, dan layanan yang tersedia.

PKMK UGM melihat adanya kebutuhan perbaikan program yang dapat diberikan dengan metode pendampingan. Kegiatan pendampingan dapat dilaksanakan pada pengelola program DM di Kota Balikpapan yang mengalami permasalahan peningkatan kasus. Pendampingan ini  mengembangkan dan mengadaptasi transformasi sistem kesehatan pada sistem kesehatan di daerah yang akan membantu percepatan perbaikan program penanganan dan pelayanan DM di seluruh jenis layanan.

Projek pendampingan bertujuan untuk menyediakan Dokumen program yang menjadi dasar implementasi kegiatan dengan menggunakan logical framework sistem kesehatan dalam Kerangka Transformasi Kesehatan Kementerian Kesehatan serta menjadi pedoman bagi instansi dan petugas kesehatan di berbagai jenjang tentang penyelenggaraan upaya pelayanan penanganan Diabetes Melitus secara terpadu. Pendampingan ini berada di tahap perencanaan yang memiliki tiga paket kegiatan, paket 1 terkait dengan analisa data dan permasalahan DM di daerah, paket 2 adalah transformasi layanan DM, dan paket 3 adalah operasionalisasi kegiatan dan anggaran.

A. Latar Belakang

Penyakit Diabetes adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat global besar, memberikan beban global yang berat pada kesehatan masyarakat serta pembangunan sosial-ekonomi. Individu dengan diabetes memiliki risiko 2-3 kali lipat dari semua penyebab kematian. Diabetes juga sangat berkaitan dengan peningkatan kematian akibat infeksi, penyakit kardiovaskular, stroke, penyakit ginjal kronis, penyakit hati kronis, dan kanker (Vos, T, et al. 2020).

Diabetes Melitus menjadi penyebab ke 3 kematian di Indonesia (IHME, 2019). Penyakit dengan peningkatan jumlah penderita yang semakin meningkat dari tahun ke tahun di berbagai negara berkembang, termasuk Indonesia. Pada tahun 2021, penyakit diabetes di Indonesia menempati peringkat kelima dunia dengan total penderita yang diperkirakan mencapai 19,47 juta jiwa (International Diabetes Federation, 2021).

Beberapa penelitian di Indonesia juga menunjukkan bahwa tingkat obesitas di kalangan populasi umum telah meningkat, sebagian karena peningkatan asupan kalori dan merupakan faktor yang penting dalam peningkatan angka diabetes (Sutanegara.D, 2000). Sementara dari hasil Riskesdas, menunjukkan adanya peningkatan pada beberapa grup termasuk pada laki-laki meningkat sebanyak 4,9% sedangkan pada wanita sebanyak 6,4%. Di samping itu, faktor utama yaitu kegemukan, penambahan umur, serta merokok menjadi penyebab pada terjadinya gangguan toleransi glukosa (Mihardja, et al. 2009).

Kota-kota di Indonesia memiliki risiko yang lebih besar dalam menghadapi permasalahan penyakit Diabetes Melitus, prevalensi diabetes melitus pada penduduk perkotaan Indonesia usia produktif adalah 4,6%, terdiri dari 1,1% diabetes melitus yang terdiagnosis sebelumnya dan 3,5% diabetes melitus yang tidak terdiagnosis. Peningkatan risiko bagi penduduk kota terhadap diabetes dari penduduk yang memiliki kegemukan berlebih, serta yang memiliki status sosial ekonomi menengah ke atas sebab berhubungan dengan asupan total kalori (Mihardja, et al. 2014).

Balikpapan yang menjadi kota bisnis dan menjadi penyangga ibu kota negara juga memiliki prevalensi yang cukup tinggi setiap tahun. Gaya hidup masyarakat, pengetahuan, lingkungan, hingga akses layanan menjadi penyebab meningkatnya kasus diabetes melitus di Kota Balikpapan. Angka diabetes di Kota Balikpapan pada tahun 2021 mencapai 17.000 jiwa. Kenaikan penderita tiap tahun diperkirakan sekitar seribu jiwa (Profil Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, 2022). Selain itu, biaya tahunan yang dikeluarkan untuk pengobatan rawat inap dan rawat jalan diabetes melitus lebih dari 50 miliar rupiah. Kelompok diabetes tipe II mendominasi klaim mencapai 36 miliar rupiah tahun 2022 (BPJS Kesehatan, 2022)

Dengan meningkatnya angka penderita diabetes melitus setiap tahun, ternyata belum diikuti dengan cakupan layanan bagi penderita diabetes melitus di Kota Balikpapan. Layanan untuk penderita diabetes setiap tahun hanya sekitar 60% dari total penderita (Profil Kesehatan Balikpapan, 2022). Hal ini tentu memberikan risiko yang tinggi pada penderita yang tidak terkontrol yang menjadikan mereka bertambah parah, komplikasi, dan berujung pada kematian. Selain itu, penderita diabetes yang tidak terkontrol ini juga akan menyebabkan peningkatan biaya dalam layanan karena memerlukan pengobatan dan penanganan lanjutan. Pemerintah daerah perlu menanggapi risiko ini dengan cepat untuk melakukan intervensi terhadap program-program diabetes melitus sebelum situasi semakin memburuk.

Intervensi terhadap sistem kesehatan menjadi suatu pendekatan dalam perbaikan program dan layanan kesehatan (TRIAD, 2010) seperti pada permasalahan diabetes melitus di Kota Balikpapan. Penguatan terhadap sub-sistem kesehatan dan membuatnya lebih terorganisasi dapat membantu para penderita dan masyarakat untuk menghindari dampak yang lebih buruk terhadap penyakit diabetes melitus. Selain itu, model pendekatan intervensi ini juga menggunakan transformasi kesehatan sebagai strategi yang saat ini diyakini dapat mempercepat proses reformasi sistem kesehatan di Indonesia pasca situasi Pandemi Covid 19 (Jasirwan, 2022).

Sebagaimana diketahui Program Pencegahan dan Pengendalian DM di sebuah wilayah dilakukan oleh banyak pihak dengan dana dari berbagai sumber, termasuk dari BPJS yang sangat terpengaruh secara finansial dengan meningkatnya penyakit-penyakit akibat DM.  Pihak-pihak lain adalah kelompok-kelompok masyarakat yang mempunyai keperdulian dengan DM di kota Balikpapan. SItuasi ini perlu dikoordinasi lebih baik oleh Dinas Kesehatan Kota agar dapat menghasilkan  impact yang diharapkan. Dalam konteks ini, diperlukan pendampingan dari pihak luar untuk membantu Dinas Kesehatan.

B. Tujuan Pendampingan

  1. Tujuan akhir:

    Mengurangi beban masyarakat terkait dengan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh DM. Pengukuran beban adalah dengan melihat jumlah dan dinamika pasien yang terkena DM di data rutin BPJS.

  2. Tujuan antara:

    Mendampingi Dinas Kesehatan Balikpapan dan berbagai pihak yang terlibat  untuk:

    1. Merencanakan kegiatan DM yang didanai dari berbagai sumber;
    2. Pelaksanaan program di titik-titik tertentu;
    3. Monitoring kegiatan pelaksanaan.

    Kegiatan ini dituliskan dalam dokumen program yang menjadi dasar implementasi kegiatan dengan menggunakan logical framework health system, equity, dan kepemimpinan  dalam Kerangka Transformasi Kesehatan.

C. Luaran

Luaran dari pendampingan ini adalah tersusunnya dokumen rencana program penanganan dan pencegahan Diabetes Melitus dari berbagai pihak di Kota Balikpapan yang akan menjadi dasar untuk program di tahun 2023.

D. Manfaat

  1. Bagi DInas Kesehatan Kota Balikpapan:

    Mampu memimpin dan mengkoordinasi berbagai usaha pencegahan dan pengendalian DM dengan berbagai pihak dan berbagai sumber dana dengan pendekatan transformasi kesehatan.

  2. Bagi masyarakat:

    Menurunnya penderita DM dan penderita penyakit akibat komplikasi DM.

E. Sasaran

Pimpinan DInas Kesehatan dan stafnya.

  1. Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan dan staf
  2. Tim Perencanaan Dinas Kesehatan Kota Balikpapan
  3. Kepala Bidang P2PTM di Dinas Kesehatan Kota Balikpapan
  4. Sub Koordinator Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Balikpapan
  5. Kepala Puskesmas

Pimpinan lembaga di luar Dinas Kesehatan

  1. BPJS Kesehatan
  2. Rumah sakit pemerintah di wilayah Kota Balikpapan
  3. Rumah sakit swasta di wilayah Kota Balikpapan
  4. Lintas sektor terkait dengan pengelolaan program dan layanan Diabetes Melitus di Kota Balikpapan dari tingkat RT hingga ke tingkat kota.
  5. Persadia
  6. Perkeni
  7. PEDI
  8. Forum Kota Sehat

Dimulai dengan pertemuan pada hari Sabtu tanggal 4 Februari 2023.

Deskripsi:

Analisa situasi penyakit DM merupakan fase awal pada tahap perencanaan dalam pendampingan. Pihak klien akan dibantu menggunakan berbagai data yang tersedia dengan analisis yang logis dalam melihat permasalahan DM di daerah, baik secara kuantitatif hingga penelusuran lebih lanjut melalui pertemuan-pertemuan dengan pihak terkait secara kualitatif. Situasi DM di kota Balikpapan harus dapat diukur dengan indikator yang mengukur impact program. Indikator ini perlu disepakati oleh semua stakeholder yang bergerak di pencegahan dan pengendalian DM.

Tujuan :

  1. Memberikan gambaran beban penyakit DM dari data lokal yang tersedia di Kota Balikpapan.
  2. Mengidentifikasi berbagai program dan kebijakan DM di daerah yang saat ini ada dan belum efektif dalam implementasi.
  3. Membahas mengenai Kepemimpinan dalam Program DM di Kota Balikpapan.
  4. Melakukan pendalaman terhadap permasalahan yang ditemukan dalam DM hingga ke akar masalahnya.
  5. Mendapatkan konsensus mengenai indikator yang akan dipergunakan untuk mengukur keberhasilan program pencegahan dan pengendalian DM di kota Balikpapan.

Target Peserta:

  1. Bappeda
  2. Dinas Kesehatan
  3. Rumah Sakit
  4. Puskesmas
  5. Persadia
  6. Forum Kota Sehat
  7. Labkesda
  8. Perkeni
  9. IDI
  10. BPJS Kesehatan, dan
  11. Stakeholder terkait

Kegiatan:

Tahap awal perencanaan ini akan melibatkan berbagai pihak yang bersentuhan langsung maupun pendukung program dan layanan dengan penyajian data dan penelusuran permasalahan dari program dan layanan DM di Kota Balikpapan.

Jadual Kegiatan sebelum dan saat tanggal 4 Februari 2023

Persiapan melalui Zoom:

Kegiatan Narasumber Output yang diharapkan

Antara tanggal 30 Januari – 2 Februari 2023.

Preliminary meeting untuk stakeholder mapping terkait dengan beban penyakit DM.

Materi ToR

Video

  • Tim UGM
  • BPJS Kesehatan
  • Dinas Kesehatan
  • Data Kasus Diabetes
  • Data Kasus dan Klaim layanan Diabetes berdasarkan data Sample 1% BPJS
  • Daftar kebijakan pananganan DM di daerah
  • Mapping stakeholder pendukung program DM

Pertemuan hybrid di Dinas Kesehatan Balikpapan hari Sabtu tanggal 4 Februari 2023

Sesi 1: 10.00 – 12.00 WITA

Pengantar Pendampingan Program Pengendalian Penyakit DM di Kota Balikpapan

Materi

 

  • Prof.dr.Laksono Trisnantoro Msc.Phd
 

Masukan dari berbagai stakeholder/ pengambil keputusan-kebijakan:

  • Pemerintah Pusat
  • Pemerintah daerah
  • BPJS Pusat

Reportase

  • Kemenkes
  • BPJS
  • Tim UGM
  • Kepala Dinas Kesehatan
  • Data Kasus Diabetes dan beban anggaran pemda
  • Komitmen bersama penanganan DM (draft MoU)

Sesi 2: 13.00 – 15.00:

Diskusi pengelola program di Dinas Kesehatan, Puskesmas, dan organisasi masyarakat yang menggalakkan pencegahan DM

  • Berbagai stakeholders di Balikpapan
  • Daftar permasalahan penanganan DM dari kacamata pengelola program menggunakan Root Cause Analysis
  • Mapping kebutuhan dukungan program yang telah berjalan
  • Pembahasan mengenai Kepemimpinan dalam program ini

Sesi 3: 15.00 – 16.00.

Lanjutan

  • Berbagai stakeholders di Balikpapan.
  • Melakukan konsensus untuk indikator impact yang disepakati bersama.
Reportase
Rangkaian Action "Hidup Manis Tanpa Gula" di Kota Balikpapan

Kegiatan:

Zoom antara tanggal 4 Februari 2023 – 15 Februari 2023

Deskripsi :

Dari berbagai analisis dan potensi perbaikan program/layanan untuk penanganan DM, pendekatan utama yang digunakan dalam mengidentifikasi program dan layanan DM saat ini adalah dengan konsep transformasi kesehatan. Enam pilar transformasi menjadi poin penting dalam melihat situasi terkini untuk program dan layanan DM di Kota Balikpapan. Pendekatan ini memiliki tujuan akhir pada peningkatan indikator dampak.

Tujuan

  1. Membahas logika hubungan antara rencana program dengan impact keberhasilan program DM di berbagai sasaran dengan data rutin di Dinas Kesehatan dan data klaim BPJS
  2. Mengidentifikasi penguatan kegiatan di masyarakat, layanan primer serta layanan rujukan dalam pencegahan dan penanganan DM dengan menggunakan prinsip transformasi Kesehatan, yang berasal dari berbagai pihak (Pemerintah, BPJS, dan masyarakat).
  3. Mengidentifikasi situasi dan potensi pendukung pada sumber daya manusia, anggaran, teknologi, dan obat-alkes dalam kerangka transformasi kesehatan

Target Peserta          :

  1. Dinas Kesehatan
  2. Rumah Sakit
  3. Puskesmas
  4. Persadia
  5. Forum Kota Sehat
  6. Labkesda
  7. Perkeni
  8. IDI
  9. BPJS Kesehatan
  10. Perguruan Tinggi Kesehatan, dan
  11. Stakeholder terkait

Kegiatan: 

Penerapan Prinsip Transformasi Kesehatan dalam Pencegahan dan Penanganan Kelompok Prediabetes, Diabetes Melitus, Diabetes Gestasional dan Diabetes lainnya mulai dari level primer, hingga tersier untuk mencapai dampak penurunan kasus diabetes melitus.

Rangkaian Zoom:

Kegiatan Narasumber Output yang diharapkan
Indikator dampak dan kelompok sasaran berdasarkan kegiatan end-to-end: Layanan Primer, Sekunder dan Tersier untuk Pencegahan dan Pengendalian Diabetes Melitus
  • Kemenkes
  • Tim UGM
Data kelompok sasaran rentan

  • Variabel Indikator Dampak; Teknis perhitungan
  • Daftar layanan yang disesuaikan berdasarkan kebutuhan pada setiap level
Dukungan obat-obatan dan alat kesehatan, serta teknologi IT kesehatan untuk DM.
  • Kemenkes
  • Dinas Kesehatan Provinsi DI. Yogyakarta
  • Novo Nordisk
  • Alternatif obat dan pembiayaan untuk obat
  • Aplikasi potensial sistem informasi Kesehatan yang dapat dijalankan di daerah
  • Promosi Kesehatan dengan teknologi digital (Chatbox)
Jenis dan kapasitas SDM Kesehatan untuk penanganan DM

Pembiayaan DM melalui BPJS dan non-BPJS

  • Kemenkes
  • Dinas Kesehatan
  • BPJS
  • Tim UGM
  • Daftar kebutuhan jenis, jumlah, dan skill SDM dalam penanganan DM
  • Mapping sumber anggaran yang dapat mendukung program DM di daerah

Pertemuan Zoom dan Hybrid di Balikapan pada minggu ke 3 Februari 2023 untuk mengkoordinasi perencanaan program tahun 2023 oleh seluruh stakeholders,

Deskripsi:

Koordinasi rencana kegiatan secara terperinci antar stakeholders diperlukan guna memastikan program dan layanan dilaksanakan oleh para provider atau frontliner dengan jelas sesuai dengan tupoksi masing-masing, termasuk kebutuhan sumber daya yang diperlukan dalam penanganan DM di Kota Balikpapan. Di tahun 2023 ini, para pelaku kegiatan DM mempunyai berbagai sumber dana yang perlu dikoordinasi dan disinergikan. Diharapkan penanganan DM dapat tertangani baik dari segi asas efisiensi, efektifitas, pembagian tugas, rentang kendali dan tata kerja yang jelas.

Tujuan                              

  1. Tertanganinya penanganan DM di Kota Balikpapan melalui program yang terkoordinasi antar stakeholders.
  2. Mengetahui ketersediaan anggaran dari berbagai sumber (pemerintah, BPJS, masyarakat) dan sumber daya yang dibutuhkan dalam jangkauan rencana program
  3. Terbentuknya struktur pelaksana programsecara informal dalam program pencegahan dan pengendalian Diabetes Melitus di Kota Balikpapan
  4. Memastikan kepemimpinan dalam program ini terjaga dengan baik.
  5. Memastikan sumber data (kasus dan komplikasi DM) dalam menentukan indikator monitoring dan evaluasi program DM dapat dipakai untuk mengukur impact kegiatan ini.

Target Peserta          :

  1. Dinas Kesehatan
  2. Rumah Sakit
  3. Puskesmas
  4. Persadia
  5. Forum Kota Sehat
  6. Labkesda
  7. Perkeni
  8. IDI
  9. BPJS Kesehatan, dan
  10. Stakeholder terkait

Kegiatan:

Menyusun secara spesifik kegiatan-kegiatan dan anggaran yang akan dilaksanakan setahun ke depan dan menetapkan lembaga atau orang yang akan berpartisipasi dalam sebuah struktur kerja. Di akhir, rencana program 2023  ini akan dibagi ke semua stakeholder di daerah untuk dilaksanakan.

Hari dan Tanggal: ……..

Zoom persiapan:

Kegiatan Narasumber Output yang diharapkan

Sesi 1:

Kompilasi Rencana-rencana program dalam menjalankan dan mencapai penanganan DM di Kota Balikpapan. Kompilasi ini mencakup pelaku:

  • Pemerintah pusat dan daerah
  • BPJS
  • Organisasi Swasta
  • Masyarakat

Setiap pelaku sudah mempunyai anggaran yang perlu diselaraskan.

  • Tim UGM
  • Dinas Kesehatan
  • Peta Kegiatan
  • Peta Pendanaan program 2023
  • Agenda kegiatan 2023.
  • Struktur organisasi pelaksanaan

Pertemuan Hybrida: hari dan tanggal……

Pertemuan penyusunan rencana Operasionalisasi tahun 2023 dalam  kegiatan penanganan DM di Kota Balikpapan dengan menggunakan prinsip transformasi kesehatan (pemberdayaan masyarakat, layanan primer, layanan sekunder dan layanan tersier.
  • Tim UGM
  • Rincian kegiatan dan estimasi anggaran dalam setahun pelaksanaan
Pertemuan penyiapan rancangan monitoring dan evaluasi program pencegahan DM (penggunaan data klaim BPJS)
  • Prof Laksono Trisnantoro
  • Data reguler dan tool monitoring

Daerah mengaplikasikan rancangan program dan layanan yang telah disusun oleh Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, dalam program konsultansi dengan  PKMK UGM. Adanya rancangan ini dapat meningkatkan tingkat pencapaian dan target hasil yang diharapkan termasuk efektivitas biaya dan efisiensi teknis dalam penanganan DM di Kota Balikpapan. Peran leader sangat penting guna memastikan setiap fungsi menjalankan tugasnya agar penanganan DM di Kota Balikpapan dapat tertangani..

Langkah ini guna memastikan efektivitas dari program dan layanan DM yang telah tersedia di Kota Balikpapan di tahun 2023. Disisi lain, monitoring ini juga dilakukan dari setiap intervensi dalam hal relevansi, efisiensi, efektivitas dan kemungkinan keberlanjutannya serta membandingkan setiap aspek ini dalam penanganan DM. Harapannya akan terlihat hubungan sebab-akibat ketersediaan layanan dan efektivitas program. Tahapan ini pemerintah daerah dapat berkolaborasi dengan konsultan PKMK UGM untuk memastikan kegiatan on the track.

Adapun tim yang akan terlibat dalam kegiatan pendampingan ini sebagai berikut:

Tahap 1. Perencanaan
Kegiatan Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Luaran
1.       Work Package 1
a. Identifikasi Kasus DM dan Beban Ekonomi di Balikpapan Grafik dan interpretasi
b. Pemetaan Permasalahan DM di Balikpapan List dan pengelompokan masalah
c. Preliminary meeting untuk stakeholder mapping Pengelompokkan kebutuhan stakeholder dalam penanganan DM
d. Pertemuan dari berbagai stakeholder/ pengambil keputusan-kebijakan Hasil analisis situasi DM di Balikpapan
2.       Work Package 2
a. Indikator dampak dan kelompok sasaran berdasarkan kegiatan end-to-end: Layanan Primer, Sekunder dan Tersier untuk Pencegahan dan Pengendalian Diabetes Melitus

Data kelompok sasaran rentan

Variabel Indikator Dampak; Teknis perhitungan

Daftar layanan yang disesuaikan berdasarkan kebutuhan

b. Dukungan obat-obatan dan alat kesehatan, serta teknologi IT kesehatan untuk DM.

Alternatif obat dan pembiayaan untuk obat

Aplikasi potensial sistem informasi Kesehatan

Promosi Kesehatan dengan teknologi digital (Chatbox)

c. Jenis dan kapasitas SDM Kesehatan untuk penanganan DM serta Pembiayaan DM melalui BPJS dan non-BPJS

Daftar kebutuhan jenis, jumlah, dan skill SDM dalam penanganan DM

Mapping sumber anggaran yang dapat mendukung program DM

3.       Work Package 3
a. Kompilasi Rencana-rencana program dalam menjalankan dan mencapai penanganan DM di Kota Balikpapan Bagan transformasi DM
b. Operasionalisasi kegiatan penanganan DM di Kota Balikpapan dengan menggunakan prinsip transformasi kesehatan (pemberdayaan masyarakat, layanan primer, layanan sekunder dan layanan tersier Hasil kebutuhan/estimasi layanan DM dalam setahun program
c. Pre-implementasi lintas program, lintas sektor (stakeholder) untuk pemaparan rancangan program/layanan DM Hasil pengelompokkan peran stakeholder dalam penanganan layanan DM
d. Penyiapan rancangan monitoring dan evaluasi program pencegahan DM (penggunaan data klaim BPJS) Indikator capaian
Pertemuan Lintas Stakeholder terkait
Tahap 2. Pelaksanaan
Tahap 3. Monitoring-Evaluasi

Alkaff FF, Illavi F, Salamah S, et al. The Impact of the Indonesian Chronic Disease Management Program (PROLANIS) on Metabolic Control and Renal Function of Type 2 Diabetes Mellitus Patients in Primary Care Setting. Journal of Primary Care & Community Health. 2021;12. doi:10.1177/2150132720984409

Aziz, Z., Absetz, P., Oldroyd, J. et al. A systematic review of real-world diabetes prevention programs: learnings from the last 15 years. Implementation Sci 10, 172 (2015). https://doi.org/10.1186/s13012-015-0354-6

BPJS Kesehatan, 2022. Piramida Penyakit Diabetes Melitus Kota Balikpapan. https://dataviz.bpjs-kesehatan.go.id/#/site/Stakeholder/views/PenyakitDiabetesMelitus/DetakPenyakitDiabetesMelitus?:iid=1

Departemen Kesehatan RI, 2008. Pedoman Pengendalian Diabetes Melitus dan Penyakit Metabolik. Jakarta. https://extranet.who.int/ncdccs/Data/IDN_D1_Diabetes%20guidlines.pdf

Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Profil Dinas Kesehatan Kota Balikpapan Tahun 2022. Kota Balikpapan

Dunbar JA, Hernan AL, Janus ED on behalf of the Melbourne Diabetes Prevention Study (MDPS) research group, et alChallenges of diabetes prevention in the real world: results and lessons from the Melbourne Diabetes Prevention StudyBMJ Open Diabetes Research and Care 2015;3:e000131. doi: 10.1136/bmjdrc-2015-00013 https://drc.bmj.com/content/3/1/e000131

International Diabetes Federation, 2021. Jumlah penderita diabetes Indonesia terbesar kelima di dunia. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/11/22/jumlah-penderita-diabetes-indonesia-terbesar-kelima-di-dunia

Jasirwan, C.O.M. and Sjaaf, A.C., 2022. Acceleration of Reformation and Transformation Indonesia's National Health System Through the COVID-19 Pandemic.

Kementerian Kesehatan RI, 2020. Tetap Produktif, Cegah dan Atasi Diabetes Melitus.
https://www.kemkes.go.id/downloads/resources/download/pusdatin/infodatin/Infodatin%202020%20Diabetes%20Melitus.pdf

Mihardja, L., Manz, H.S., Ghani, L. and Soegondo, S., 2009. Prevalence and determinants of diabetes mellitus and impaired glucose tolerance in Indonesia (a part of basic health research/Riskesdas). Acta Medica Indonesiana, 41(4), pp.169-174.

Mihardja, L., Soetrisno, U. and Soegondo, S., 2014. Prevalence and clinical profile of diabetes mellitus in productive aged urban Indonesians. Journal of diabetes investigation, 5(5), pp.507-512.

Rui Li, Ping Zhang, Lawrence E. Barker, Farah M. Chowdhury, Xuanping Zhang; Cost-Effectiveness of Interventions to Prevent and Control Diabetes Mellitus: A Systematic Review. Diabetes Care 1 August 2010; 33 (8): 1872–1894. https://doi.org/10.2337/dc10-0843

Susanna Dunachie, Parinya Chamnan, The double burden of diabetes and global infection in low and middle-income countries, Transactions of The Royal Society of Tropical Medicine and Hygiene, Volume 113, Issue 2, February 2019, Pages 56–64, https://doi.org/10.1093/trstmh/try124

Sutanegara, D. and Budhiarta, A.A.G., 2000. The epidemiology and management of diabetes mellitus in Indonesia. Diabetes research and clinical practice, 50, pp.S9-S16.

Soewondo, P., Ferrario, A. & Tahapary, D.L. Challenges in diabetes management in Indonesia: a literature review. Global Health 9, 63 (2013). https://doi.org/10.1186/1744-8603-9-63

Timpel, P., Harst, L., Reifegerste, D. et al. What should governments be doing to prevent diabetes throughout the life course?. Diabetologia 62, 1842–1853 (2019). https://doi.org/10.1007/s00125-019-4941-y

TRIAD Study Group, 2010. Health systems, patients factors, and quality of care for diabetes: a synthesis of findings from the TRIAD study. Diabetes care, 33(4), pp.940-947.

Vos, T., Lim, S. S., Abbafati, C., Abbas, K. M., Abbasi, M., Abbasifard, M., ... & Bhutta, Z. A. (2020). Global burden of 369 diseases and injuries in 204 countries and territories, 1990–2019: a systematic analysis for the Global Burden of Disease Study 2019. The Lancet, 396(10258), 1204-1222.

Model adaptasi transformasi kesehatan dalam program penanganan dan pencegahan penyakit Diabetes Melitus di Kota Balikpapan.

Gambar 1. Transformasi Kesehatan Program Diabetes Melitus

Program pendampingan dalam pencegahan dan pengendalian DM di Kota Balikpapan di tahun 2023 dapat dialokasikan dari berbagai sumber-sumber anggaran di daerah. Berikut ini sumber-sumber dana:

  • BPJS: Dana Kapitasi dan INA CBGs
  • Pemerintah Pusat: Dana DAK Non Fisik, Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT), DAU
  • Pemerintah Provinsi Kaltim:
  • Pemerintah Kota Balikpapan.
  • Masyarakat: CSR, Filantropi, Swadaya Masyarakat

Struktur Pelaksana Program

Struktur pelaksana program memudahkan birokrasi/unit pelaksana program dalam menjalankan fungsinya sesuai dengan misi yang telah ditetapkan. Dalam usaha untuk melaksanakan misi tersebut, perlu memperhatikan asas efisiensi, efektifitas, pembagian tugas, rentang kendali dan tata kerja yang jelas serta fleksibilitas sehingga penanganan DM dapat tertangani.

Gambar 2. Struktur dan Fungsi Pelaksanaan Program Penanganan Diabetes Melitus di Kota Balikpapan