Tantangan Diabetes di Indonesia – Wawasan dari IDF Diabetes Atlas Edisi ke-11
Yogyakarta, 23 Juni 2025 – Indonesia menghadapi tantangan kesehatan yang signifikan akibat diabetes, dengan jutaan orang dewasa hidup dengan kondisi ini. IDF Diabetes Atlas Edisi ke-11, sebuah sumber bukti otoritatif global, menyoroti posisi Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah penderita diabetes tertinggi di dunia, sekaligus mengungkap tingkat diagnosis yang masih sangat rendah dan beban ekonomi yang substansial.
Prevalensi Diabetes Saat Ini dan Proyeksi Masa Depan
Pada 2024, Indonesia menempati peringkat kelima secara global dalam hal jumlah orang dewasa (usia 20–79 tahun) yang hidup dengan diabetes, dengan estimasi mencapai 20,4 juta jiwa. Angka ini merupakan bagian dari total 215,4 juta penderita di kawasan Pasifik Barat, yang menyumbang lebih dari sepertiga (37%) dari total kasus diabetes global. Prevalensi diabetes di Indonesia untuk kelompok usia 20-79 tahun tercatat sebesar 11,0%, dan setelah disesuaikan dengan struktur usia populasi dunia untuk perbandingan, angkanya sedikit lebih tinggi, yaitu 11,3%. Proyeksi untuk masa depan menunjukkan tren yang mengkhawatirkan, di mana pada 2050, jumlah penderita diabetes di Indonesia diperkirakan akan meningkat menjadi 28,6 juta orang, dengan Indonesia tetap berada di peringkat kelima dunia.
Tingginya Angka Diabetes yang Tidak Terdiagnosis
Salah satu temuan yang paling mengkhawatirkan dari laporan ini adalah tingginya proporsi kasus diabetes yang tidak terdiagnosis di Indonesia. Pada 2024, diperkirakan 15 juta orang dewasa di Indonesia hidup dengan diabetes tanpa menyadarinya, menempatkan negara ini di peringkat ketiga secara global untuk jumlah kasus yang tidak terdiagnosis. Ini berarti 73,2% dari seluruh penderita diabetes di Indonesia tidak mengetahui kondisi mereka. Angka ini jauh melampaui rata-rata kawasan Pasifik Barat (50,0%) dan rata-rata global (42,8%). Tingginya proporsi ini menekankan adanya kebutuhan mendesak untuk meningkatkan kapasitas diagnosis dan program skrining nasional, karena banyak penderita yang tidak menyadari kondisinya berisiko tinggi mengalami komplikasi serius.
Dampak Ekonomi Diabetes
Diabetes juga memberikan beban ekonomi yang sangat besar pada sistem kesehatan dan perekonomian negara. Pada 2024, total belanja kesehatan langsung yang terkait dengan penanganan diabetes pada orang dewasa di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar USD 6,3 miliar. Namun, jika dilihat dari biaya per individu, angka di Indonesia adalah USD 308,2 per tahun. Angka ini secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata di kawasan Pasifik Barat (USD 1.173) dan rata-rata global (USD 1.725), yang mungkin mengindikasikan tantangan dalam alokasi sumber daya untuk perawatan diabetes yang komprehensif.
Mortalitas Terkait Diabetes
Sebagai penyakit kronis yang serius, diabetes menjadi penyebab kematian yang signifikan di Indonesia. Diperkirakan pada 2024, sebanyak 131.644 kematian pada orang dewasa (usia 20-79 tahun) disebabkan oleh diabetes atau komplikasinya. Secara regional, kawasan Pasifik Barat mencatat jumlah kematian terkait diabetes tertinggi di antara semua wilayah IDF, dengan sekitar 1,2 juta kematian pada tahun yang sama, yang menegaskan besarnya dampak fatal dari penyakit ini di kawasan tersebut.
Kondisi Hiperglikemia Perantara (Prediabetes)
Selain jumlah penderita diabetes yang sudah terdiagnosis, populasi yang berisiko tinggi untuk mengembangkan diabetes Tipe 2 di Indonesia juga sangat besar. Prevalensi impaired glucose tolerance (IGT), atau kondisi ketika kadar glukosa darah lebih tinggi dari normal setelah tes toleransi glukosa, mencapai 16,3% setelah disesuaikan dengan usia. Sementara itu, prevalensi impaired fasting glucose (IFG), di mana kadar glukosa darah puasa lebih tinggi dari normal, adalah 7,7%. Kondisi yang sering disebut ‘prediabetes’ ini menempatkan jutaan orang pada risiko tinggi untuk berkembang menjadi diabetes Tipe 2, penyakit kardiovaskular, dan stroke, sehingga mereka menjadi populasi target yang krusial untuk intervensi pencegahan.
Diabetes Tipe 1 (DMT1)
Meskipun diabetes Tipe 2 mendominasi lanskap diabetes di Indonesia, diabetes Tipe 1 juga menjadi perhatian penting. Pada 2024, jumlah individu dari semua kelompok usia yang hidup dengan diabetes Tipe 1 di Indonesia diperkirakan mencapai 11.713 orang. Angka ini menunjukkan bahwa penanganan dan dukungan untuk penderita diabetes Tipe 1 tetap menjadi komponen vital dalam strategi penanggulangan diabetes nasional.
Hiperglikemia dalam Kehamilan (HIP)
Kondisi hiperglikemia selama kehamilan, yang mencakup diabetes gestasional (GDM) atau diabetes yang pertama kali terdeteksi selama kehamilan, juga menjadi sorotan. Secara regional di Pasifik Barat, diperkirakan satu dari lima kelahiran hidup dipengaruhi oleh kondisi ini. Tingginya angka tersebut menunjukkan adanya risiko kesehatan yang signifikan bagi ibu dan bayi, serta potensi peningkatan risiko diabetes Tipe 2 di kemudian hari bagi keduanya.
Catatan Metodologi
Estimasi yang disajikan dalam IDF Diabetes Atlas didasarkan pada data berkualitas tinggi yang tersedia pada saat analisis. Untuk kawasan Pasifik Barat, 40 sumber data dari 28 negara telah digunakan, meskipun laporan ini tidak secara spesifik menyebutkan apakah data untuk Indonesia berasal dari studi terbaru. Penting untuk dicatat bahwa perbandingan angka prevalensi antar edisi atlas atau antar negara harus dilakukan dengan hati-hati, karena perbedaan bisa disebabkan oleh studi baru, perubahan metodologi, atau perbaikan kualitas data. Untuk negara yang tidak memiliki data lokal yang memenuhi kriteria, estimasi dilakukan melalui ekstrapolasi dari negara-negara dengan karakteristik serupa.
Implikasi dan Ajakan Bertindak
Data yang disajikan untuk Indonesia dalam IDF Diabetes Atlas Edisi ke-11 menegaskan bahwa diabetes adalah salah satu tantangan kesehatan global yang paling cepat berkembang di abad ke-21. Tingginya angka diabetes yang tidak terdiagnosis secara khusus menyoroti kebutuhan mendesak untuk meningkatkan program skrining dan kapasitas sistem kesehatan untuk identifikasi dini. Diagnosis awal dan inisiasi pengobatan yang tepat waktu sangat krusial untuk mencegah komplikasi, menghindari kematian prematur, dan meningkatkan kualitas hidup. Beban ekonomi yang terus meningkat juga menekankan perlunya investasi yang lebih besar dalam pencegahan dan perawatan diabetes. IDF Diabetes Atlas tetap menjadi alat advokasi yang sangat berharga untuk mendorong kebijakan berbasis bukti dan memperkuat upaya global dalam mengatasi diabetes.
Laporan ini dipublikasikan pada 23 Juni 2025, dan dapat disimak melalui: https://diabetesatlas.org/resources/idf-diabetes-atlas-2025/
Reporter: Candra, MPH