Singapura Memperketat Regulasi Minuman Manis untuk Mengatasi Diabetes
SINGAPURA: Singapura akan memperketat regulasi untuk menampilkan kandungan gula minuman manis dalam upaya mencegah peningkatan prevalensi diabetes.
Mulai 30 Desember, minuman akan diurutkan berdasarkan kandungan gula, dan minuman dengan kadar gula lebih tinggi harus menampilkan klasifikasinya. Minuman dengan kadar gula tertinggi akan dilarang memasang iklan. Warung minuman dan restoran juga akan tunduk pada peraturan, dan industri bergegas untuk mengambil tindakan yang diperlukan.
Di bawah sistem Nutri-Grade yang baru, minuman yang dijual di Singapura akan diklasifikasikan menjadi empat grade dari A hingga D, tergantung pada kandungan gula per 100 ml. Grade A akan diperuntukkan bagi minuman yang mengandung 1 gram gula atau kurang, sedangkan Grade D, yang paling manis, akan diperuntukkan bagi minuman yang mengandung lebih dari 10 gram gula. Tingkat lemak jenuh yang tinggi akan menurunkan peringkat minuman.
Minuman Grade C dan D harus menunjukkan grade dan kandungan gulanya di bagian depan kemasan. Selain itu, minuman Grade D juga akan dilarang untuk beriklan.
Jus buah nata de coco buatan Thailand, Mogu Mogu, dengan Nutri-Grade D, dan lemon tea dari Pokka Jepang dengan Grade C baru-baru ini tersedia di toko diskon Yigo Mart di pusat Singapura. Brand tersebut adalah salah satu dari banyak pengecer yang mematuhi peraturan baru menjelang tanggal penegakan.
“Dua langkah baru tersebut bertujuan untuk membantu konsumen mengidentifikasi minuman yang lebih tinggi gula dan lemak jenuhnya dan untuk mengurangi pengaruh iklan pada preferensi konsumen, sehingga mendorong pilihan yang lebih terinformasi, lebih sehat, dan merangsang reformasi industri,” Health Promotion Board menjelaskan.
Pencegahan diabetes telah menjadi titik fokus kebijakan kesehatan masyarakat Singapura dalam beberapa tahun terakhir. Tingkat prevalensi diabetes pada populasi dewasa Singapura adalah 14,9% tahun lalu, lebih tinggi daripada di Jepang (11,8%) dan Cina (13%), menurut data dari Federasi Diabetes Internasional.
“Satu dari tiga orang di Singapura berisiko terkena diabetes seumur hidup mereka,” kata Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung dalam pidatonya pada November 2021.
Penyakit yang disebabkan oleh gaya hidup yang buruk merupakan masalah serius di Singapura yang cepat berprogres. Jika tidak ada tindakan yang diambil, pengeluaran medis dapat meningkat dan membebani keuangan negara. Kementerian kesehatan menjalankan kampanye yang disebut “Perang Melawan Diabetes” untuk meningkatkan kesadaran tentang penyakit dan memperbaiki kebiasaan sehari-hari masyarakat.
Minuman menjadi sasaran karena lebih dari separuh rata-rata asupan gula harian (60 gram) orang Singapura berasal dari minuman.
Pembuat minuman, importir dan grosir sudah sibuk dengan peraturan baru bahkan sebelum diumumkan akhir tahun lalu. Beberapa minuman sekarang memiliki label Nutri-Grade, sementara beberapa produk impor, bahkan dengan kandungan gula Grade C, tidak memiliki label.
Industri merasakan sakitnya. “Kami harus memberi label yang disiapkan khusus pada minuman yang diimpor dari Jepang, dan itu menjadi beban berat bagi kami,” kata Nobuki Miura, direktur pelaksana importir makanan Jepang Imei. Minuman tidak dapat diberi peringkat dan dijual kecuali produsennya mengungkapkan informasi tentang bahan-bahan minuman tersebut. “Saya mendengar bahwa banyak produk telah dihapus dari rak-rak toko,” kata Miura.
Membuka kotak dan menempelkan label pada setiap botol dapat meningkatkan biaya tenaga kerja perusahaan. Salah satu pembuat minuman asing tidak punya pilihan selain mencetak label khusus pada kemasan di negara produsennya hanya untuk produk yang dijual di Singapura. Tetapi karena pasar Singapura kecil, beberapa perusahaan berpendapat bahwa tanggapan ini tidak masuk akal secara bisnis.
Peraturan yang baru diperkenalkan tidak akan berlaku untuk minuman kaleng dan botol saja. Pada bulan Agustus, menteri kesehatan mengatakan pemerintah juga berencana untuk menerapkan label Nutri-Grade untuk minuman segar di gerai makanan dan minuman.
Pemerintah berencana untuk mengumumkan rincian langkah-langkah baru tersebut pada pertengahan tahun depan, dengan harapan dapat memberlakukannya pada akhir tahun. Bubble tea, yang populer di kalangan anak muda, dan kopi manis tradisional dengan susu kental manis juga akan menghadapi tekanan untuk menurunkan kadar gula.
Konsumen Asia Tenggara menyukai minuman manis, dan Malaysia serta negara tetangga lainnya juga bergulat dengan diabetes dan obesitas. Menangani masalah ini tampaknya tepat waktu karena selera konsumen telah berubah secara bertahap dalam beberapa tahun terakhir.
Yeo Hiap Seng, perusahaan yang berbasis di Singapura yang membuat teh krisan dan minuman gaya Asia lainnya, sejak tahun 2006 telah meninjau kandungan gula dari produknya dan memperkuat rangkaian produk rendah gula dan bebas gula.
“Hampir 100% minuman kami berada di Grade A dan B,” kata seorang pejabat Yeo Hiap Seng.
Penerjemah : Salwa Kamilia, S.Gz
Penulis : Nikkei
Sumber : www.freemalaysiatoday.com