Preservatives, Dietary Elements Identified as Contributors to Obesity, Type 2 Diabetes
Bukti menunjukkan bahwa penyedap rasa dan pengawet yang digunakan dalam makanan olahan merupakan kontributor awal obesitas dan diabetes tipe 2, menurut ulasan baru-baru ini.
Mengurangi konsumsi fosfat dan mencegah hiperfosfatemia dapat mendukung kemajuan dalam pengelolaan diabetes tipe 2 dan komplikasinya, menurut ulasan di Cureus. Penyedap rasa dan pengawet makanan dikaitkan dengan timbulnya diabetes tipe 2 dan juga obesitas.
Tinjauan tersebut menjelaskan proses yang relevan antara makanan olahan dan obesitas dan bagaimana hubungannya dengan diabetes. Para peneliti menggunakan Google Scholar, ScienceDirect, PubMed, dan ResearchGate untuk mencari literatur yang tepat untuk ulasan ini. Penelitian yang dilakukan sebelum tahun 2000 atau yang ditulis dalam bahasa selain bahasa Inggris dikeluarkan dari tinjauan ini, begitu pula studi tanpa naskah lengkap juga dikeluarkan.
Sebuah penelitian di Inggris menemukan bahwa konsumsi rutin makanan ultra-proses berkaitan signifikan dengan terjadinya obesitas, dimana penduduk Inggris yang mengonsumsi lebih banyak makanan kemasan memiliki indeks massa tubuh (IMT) 1,66 kg/m2 lebih besar, lingkar pinggang 3,56 cm lebih lebar, dan 90% lebih berisiko untuk mengalami obesitas. Sebuah studi di Korea menemukan hasil yang serupa, dengan kemungkinan 51% lebih berisiko terkena obesitas dan 64% lebih berisiko mengalami obesitas sentral pada mereka yang mengonsumsi makanan olahan setidaknya 26,8% dari asupan kalori harian mereka.
Zat aditif makanan, seperti pengawet, pemanis buatan, dan pewarna, sering dikaitkan dengan bahaya kesehatan seperti diare, sakit perut, intoleransi glukosa, hiperaktivitas saraf, dan insomnia, catat para penulis artikel. Asupan garam yang tinggi juga telah terbukti dapat mempengaruhi kesehatan kardiovaskular, ginjal, dan sistem saraf pusat.
Fosfor, yang merupakan mikronutrien esensial yang ditemukan dalam susu, ikan, dan telur, dapat menjadi penyebab masalah jantung dengan atau tanpa gangguan fungsi ginjal jika dikonsumsi secara berlebihan. Peningkatan kadar fosfor dikaitkan dengan gagal jantung ventrikel kiri, fungsi endotel yang rusak, dan perkembangan fungsi ginjal yang menurun.
Penggunaan fosfat anorganik sebagai pengawet juga telah ditemukan memiliki efek negatif pada kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan. Fosfat anorganik telah dikaitkan dengan diabetes tipe 2, hipertensi, disfungsi otot jantung, obesitas, dan karsinoma.
Makanan kemasan yang berlebihan dan gaya hidup sedentari dapat menyebabkan sindrom metabolik, seperti obesitas sentral, peningkatan tekanan darah kronis, dislipidemia, resistensi insulin, dan steatohepatitis. Makanan kemasan terbukti meningkatkan kejadian penyakit kronis seperti obesitas, diabetes tipe 2, dan hipertensi, menurut sebuah penelitian yang dikutip dalam ulasan tersebut. Makanan olahan yang sangat kaya rasa ini merangsang jalur reward dan motivasi otak, yang meningkatkan kemungkinan seseorang akan mencari makanan ultra-proses.
Konsumsi mineral fosfat yang berlebihan menyebabkan akumulasi dalam tubuh, yang dapat menyebabkan disregulasi hormon yang menjaga keseimbangan eselon fosfat pada individu yang sehat secara fisik. Toksisitas fosfat juga terbukti menyebabkan penyakit ginjal kronis dan penyakit ginjal stadium akhir dan terkait dengan nefropati diabetik.
Para peneliti menyimpulkan bahwa elemen makanan seperti penyedap rasa dan pengawet meningkatkan kemungkinan obesitas dan diabetes tipe 2. Mempertahankan diet seimbang dan gaya hidup sehat lainnya dapat membantu mengatasi masalah kalsifikasi vaskular pada pasien dengan diabetes tipe 2.
Penerjemah: Salwa Kamilia Cahyaning Hidayat, S.Gz
Penulis: Julia Bonavitacola
Sumber: https://www.ajmc.com