Proposal Pendampingan Konsultan Manajemen Program Penanganan Diabetes Melitus di Provinsi Kalimantan Timur dengan Pendekatan Transformasi Kesehatan
Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan
Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan
Universitas Gadjah Mada
2023
Pengantar
Dokumen ini merupakan bahan pertimbangan bagi Kepala DInas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur untuk menetapkan kebutuhan akan konsultan pendamping manajemen dan teknis dalam usaha mengurangi beban masyarakat dan BPJS untuk penyakit-penyakit terkait dengan Diabetes Mellitus (DM). Tujuan dan manfaat program pendampingan adalah untuk mengurangi dan menangani DM pada masyarakat. Di dalam daftar isi ini dapat dilihat berbagai hal terkait dengan Pendampingan.
Daftar Isi
Pengantar
Daftar Isi
Ringkasan
Bab I Pendahuluan
- Latar Belakang
- Tujuan Pendampingan
- Luaran
- Manfaat
- Sasaran
BAB II. Metode Pelaksanaan
Desain Pelaksanaan Pendampingan
Tahap 1. Perencanaan: September - November 2023.
Work Package 1 : Analisis Situasi Penyakit DM di Provinsi Kalimantan Timur.
Work Package 2: Penggunaan prinsip Transformasi Kesehatan untuk pencegahan dan pengendalian DM
Work Package 3: Perencanaan Kegiatan, Sumber Dana, SDM dan Struktur Kegiatan Pelaksana Program untuk tahun 2023.
Tahap 2. Pelaksanaan: Februari - November 2024
Tahap 3. Monitoring-Evaluasi: April & Desember 2024
Komposisi Tim Pendamping Manajemen
Timeline Kegiatan
Referensi
Lampiran
Ringkasan
Penyakit Diabetes adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat global terbesar, memberikan beban global yang berat pada kesehatan masyarakat serta pembangunan sosial-ekonomi. Individu dengan diabetes memiliki risiko 2-3 kali lipat dari semua penyebab kematian. Diabetes juga sangat berkaitan dengan peningkatan kematian akibat infeksi, penyakit kardiovaskular, stroke, penyakit ginjal kronis, penyakit hati kronis, dan kanker.
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang juga memiliki prevalensi penyakit diabetes yang cukup tinggi, bahkan berada di posisi kelima dari tingkatan negara dengan diabetes tertinggi. Berbagai wilayah Indonesia terkhusus wilayah perkotaan memiliki risiko yang lebih tinggi. Provinsi Kalimantan Timur memiliki kedudukan sebagai penyangga Ibu Kota Negara ternyata memiliki penderita diabetes yang meningkat dari tahun ke tahun. Ini merupakan akumulasi dari gaya hidup, lingkungan, dan layanan yang tersedia.
PKMK UGM melihat adanya kebutuhan perbaikan program yang dapat diberikan dengan metode pendampingan. Kegiatan pendampingan dapat dilaksanakan pada pengelola program DM di Provinsi Kalimantan Timur yang mengalami permasalahan peningkatan kasus. Pendampingan ini mengembangkan dan mengadaptasi transformasi sistem kesehatan pada sistem kesehatan di daerah yang akan membantu percepatan perbaikan program penanganan dan pelayanan DM di seluruh jenis layanan.
Projek pendampingan bertujuan untuk menyediakan Dokumen program yang menjadi dasar implementasi kegiatan dengan menggunakan logical framework sistem kesehatan dalam Kerangka Transformasi Kesehatan Kementerian Kesehatan serta menjadi pedoman bagi instansi dan petugas kesehatan di berbagai jenjang tentang penyelenggaraan upaya pelayanan penanganan Diabetes Melitus secara terpadu. Pendampingan ini melalui beberapa tahap. Tahap pertama adalah konsolidasi perencanaan yang memiliki tiga paket kegiatan, paket 1 terkait dengan analisa data dan permasalahan DM di daerah, paket 2 adalah transformasi layanan DM, dan paket 3 adalah operasionalisasi kegiatan dan anggaran. Tahap kedua adalah tahapan pelaksanaan yang dilaksanakan oleh tim dinas kesehatan, jejaring, dan lintas sektor. Peran PKMK dalam hal ini adalah mendukung kegiatan di lapangan baik dalam hal manajemen maupun teknis. Di tahap akhir, adalah tahap evaluasi yang merupakan analisa dan penyesuaian dari program yang telah dilaksanakan. Tahapan ini juga dilaksanakan dengan beberapa monitoring di waktu tertentu.
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
Penyakit Diabetes adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat global besar, memberikan beban global yang berat pada kesehatan masyarakat serta pembangunan sosial-ekonomi. Individu dengan diabetes memiliki risiko 2-3 kali lipat dari semua penyebab kematian. Diabetes juga sangat berkaitan dengan peningkatan kematian akibat infeksi, penyakit kardiovaskular, stroke, penyakit ginjal kronis, penyakit hati kronis, dan kanker (Vos, T, et al. 2020).
Diabetes Melitus menjadi penyebab ke 3 kematian di Indonesia (IHME, 2019). Penyakit dengan peningkatan jumlah penderita yang semakin meningkat dari tahun ke tahun di berbagai negara berkembang, termasuk Indonesia. Pada tahun 2021, penyakit diabetes di Indonesia menempati peringkat kelima dunia dengan total penderita yang diperkirakan mencapai 19,47 juta jiwa (International Diabetes Federation, 2021).
Beberapa penelitian di Indonesia juga menunjukkan bahwa tingkat obesitas di kalangan populasi umum telah meningkat, sebagian karena peningkatan asupan kalori dan merupakan faktor yang penting dalam peningkatan angka diabetes (Sutanegara.D, 2000). Sementara dari hasil Riskesdas, menunjukkan adanya peningkatan pada beberapa grup termasuk pada laki-laki meningkat sebanyak 4,9% sedangkan pada wanita sebanyak 6,4%. Di samping itu, faktor utama yaitu kegemukan, penambahan umur, serta merokok menjadi penyebab pada terjadinya gangguan toleransi glukosa (Mihardja, et al. 2009).
Kota-kota di Indonesia memiliki risiko yang lebih besar dalam menghadapi permasalahan penyakit Diabetes Melitus, prevalensi diabetes melitus pada penduduk perkotaan Indonesia usia produktif adalah 4,6%, terdiri dari 1,1% diabetes melitus yang terdiagnosis sebelumnya dan 3,5% diabetes melitus yang tidak terdiagnosis. Peningkatan risiko bagi penduduk kota terhadap diabetes dari penduduk yang memiliki kegemukan berlebih, serta yang memiliki status sosial ekonomi menengah ke atas sebab berhubungan dengan asupan total kalori (Mihardja, et al. 2014).
Provinsi Kalimantan Timur merupakan daerah yang memiliki prevalensi Diabetes Melitus tertinggi kedua di seluruh Indonesia. Hasil Riskesdas tahun 2018 menunjukkan bahwa prevalensi diabetes melitus Provinsi Kalimantan Timur sebesar 3,13% (Riskesdas 2018). Selain itu, jumlah penderita diabetes melitus di Kalimantan Timur sebanyak 82.340 kasus dan yang terlayani sebanyak 55.630 kasus atau 67,6% di tahun 2020. Kondisi ini diprediksi akan mengalami peningkatan di masa akan datang karena dipengaruhi oleh penduduk usia tua yang semakin bertambah dan gaya hidup modern yang semakin berkembang (Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, 2020).
Diabetes melitus juga berdampak pada beban ekonomi pemerintah daerah. Dilihat dari total biaya klaim untuk layanan Diabetes Melitus pada fasilitas kesehatan tingkat lanjut di Provinsi Kalimantan Timur dari tahun 2015-2021 sebagai berikut:
Gambar 1. Besaran Klaim layanan Diabetes Melitus di Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut dari tahun 2015-2021 di Provinsi Kalimantan Timur
Sumber: Data Sample 1% BPJS Kesehatan, 2023
Gambar 1 di atas menjelaskan bahwa klaim Diabetes Melitus dari tahun 2015-2019 meningkat dengan pesat, namun tahun 2020 hingga 2021 terjadi penurunan biaya klaim. Hal ini terjadi karena adanya kebijakan penanganan pandemi dengan diberlakukannya Pembatasan Kegiatan Masyarakat. Sementara itu jika dilihat total dari seluruh penduduk yang berdomisili di Provinsi Kalimantan Timur, maka total klaim dapat ditunjukkan selama 5 tahun pada diagram berikut ini:
Gambar 2. Besaran Klaim DM Per Segmen Peserta Berdasarkan Domisili Pasien di Provinsi Kalimantan Timur tahun 2015-2021
Sumber: Diolah dari Data Sampel BPJS Tahun 2015-2021
Gambar 2 menunjukkan bahwa besaran klaim DM di Provinsi Kalimantan Timur berdasarkan domisili pasien pada tahun 2015-2021 tertinggi pada segmen peserta PBPU, dan PPU. Segmen peserta paling rendah pada PBI APBN. Segmen peserta tertinggi pada segmen peserta PBPU sebanyak 343 milyar.
Jika dilihat dari sisi kepesertaan JKN yang memiliki Diabetes Melitus, terdapat segmen peserta yang banyak menghabiskan dana JKN. Kondisi ini dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 3. Besaran Klaim DM di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2015-2021
Sumber: Data Sample 1% BPJS Kesehatan, 2023
Gambar 3 menunjukkan bahwa besaran klaim pada fasilitas kesehatan tingkat lanjut di Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2015-2021 tertinggi pada segmen peserta non PBI yaitu PBPU, PPU dan bukan pekerja. Segmen peserta paling rendah pada PBI APBN.
Gambar 4. Besaran Klaim DM di Provinsi Kalimantan Timur Per Kabupaten Per Segmen Peserta Tahun 2015-2021
Sumber: Data Sample 1% BPJS Kesehatan, 2023
Gambar 4 menunjukkan bahwa besaran klaim pada fasilitas kesehatan tingkat lanjut di Provinsi Kalimantan Timur Per Kabupaten Per Segmen Peserta pada tahun 2015-2021 tertinggi pada Provinsi Kalimantan Timur pada segmen peserta PBPU.
Gambar 5. Besaran Klaim DM di Provinsi Kalimantan Timur Per Kabupaten Tahun 2015-2021
Sumber: Data Sample 1% BPJS Kesehatan, 2023
Intervensi terhadap sistem kesehatan menjadi suatu pendekatan dalam perbaikan program dan layanan kesehatan (TRIAD, 2010) seperti pada permasalahan diabetes melitus di Provinsi Kalimantan Timur. Penguatan terhadap sub-sistem kesehatan dan membuatnya lebih terorganisasi dapat membantu para penderita dan masyarakat untuk menghindari dampak yang lebih buruk terhadap penyakit diabetes melitus. Selain itu, model pendekatan intervensi ini juga menggunakan transformasi kesehatan sebagai strategi yang saat ini diyakini dapat mempercepat proses reformasi sistem kesehatan di Indonesia pasca situasi Pandemi Covid 19 (Jasirwan, 2022).
Sebagaimana diketahui Program Pencegahan dan Pengendalian DM di sebuah wilayah dilakukan oleh banyak pihak dengan dana dari berbagai sumber, termasuk dari BPJS yang sangat terpengaruh secara finansial dengan meningkatnya penyakit-penyakit akibat DM. Pihak-pihak lain adalah kelompok-kelompok masyarakat yang mempunyai kepedulian dengan DM di Provinsi Kalimantan Timur. SItuasi ini perlu dikoordinasi lebih baik oleh Dinas Kesehatan Kota agar dapat menghasilkan impact yang diharapkan. Dalam konteks ini, diperlukan pendampingan dari pihak luar untuk membantu Dinas Kesehatan.
B. Tujuan Pendampingan
- Tujuan akhir:
Mengurangi beban masyarakat terkait dengan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh DM. Pengukuran beban adalah dengan melihat jumlah dan dinamika pasien yang terkena DM di data rutin BPJS.
- Tujuan antara:
Mendampingi Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur dan berbagai pihak yang terlibat untuk:
- Merencanakan kegiatan DM yang didanai dari berbagai sumber;
- Pelaksanaan program di titik-titik tertentu;
- Monitoring kegiatan pelaksanaan.
Kegiatan ini dituliskan dalam dokumen program yang menjadi dasar implementasi kegiatan dengan menggunakan logical framework health system, equity, dan kepemimpinan dalam Kerangka Transformasi Kesehatan.
C. Luaran
Luaran dari pendampingan ini adalah tersusunnya dokumen rencana program penanganan dan pencegahan Diabetes Melitus dari berbagai pihak di Provinsi Kalimantan Timur yang akan menjadi dasar untuk program di tahun 2024.
D. Manfaat
- Bagi DInas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur:
Mampu memimpin dan mengkoordinasi berbagai usaha pencegahan dan pengendalian DM dengan berbagai pihak dan berbagai sumber dana dengan pendekatan transformasi kesehatan.
- Bagi masyarakat:
Menurunnya penderita DM dan penderita penyakit akibat komplikasi DM.
E. Sasaran
Pimpinan DInas Kesehatan dan stafnya.
- Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur dan staf
- Tim Perencanaan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur
- Kepala Bidang P2PTM di Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur
- Sub Koordinator Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur
- Kepala Puskesmas
Pimpinan lembaga di luar Dinas Kesehatan
- BPJS Kesehatan
- Rumah sakit pemerintah di wilayah Provinsi Kalimantan Timur
- Rumah sakit swasta di wilayah Provinsi Kalimantan Timur
- Lintas sektor terkait dengan pengelolaan program dan layanan Diabetes Melitus di Provinsi Kalimantan Timur, dari Perusahaan BUMN, Swasta hingga Pemerintah Kab/Kota.
- Persadia
- Perkeni
- PEDI
Tahap 1. Perencanaan: Agustus - November 2023
Work Package 1: Analisis Situasi Penyakit DM di Provinsi Kalimantan Timur.
Deskripsi : Analisa situasi penyakit DM merupakan fase awal pada tahap konsolidasi perencanaan dalam pendampingan. Pihak klien akan dibantu menggunakan berbagai data yang tersedia dengan analisis yang logis dalam melihat permasalahan DM di daerah, baik secara kuantitatif hingga penelusuran lebih lanjut melalui pertemuan-pertemuan dengan pihak terkait secara kualitatif. Situasi DM di Provinsi Kalimantan Timur harus dapat diukur dengan indikator yang mengukur impact program. Indikator ini perlu disepakati oleh semua stakeholder yang bergerak di pencegahan dan pengendalian DM.
Tujuan :
- Memberikan gambaran beban penyakit DM dari data lokal yang tersedia di Provinsi Kalimantan Timur.
- Mengidentifikasi berbagai program dan kebijakan DM di daerah yang saat ini ada dan belum efektif dalam implementasi.
- Membahas mengenai Kepemimpinan dalam Program DM di Provinsi Kalimantan Timur.
- Melakukan pendalaman terhadap permasalahan yang ditemukan dalam DM hingga ke akar masalahnya.
- Mendapatkan konsensus mengenai indikator yang akan dipergunakan untuk mengukur keberhasilan program pencegahan dan pengendalian DM di Provinsi Kalimantan Timur.
Target Peserta:
- Bappeda
- Dinas Kesehatan
- Rumah Sakit
- Puskesmas
- Persadia
- Forum Kabupaten/Kota Sehat
- Labkesda
- Perkeni
- IDI
- BPJS Kesehatan, dan
- Stakeholder terkait
Kegiatan : Tahap konsolidasi perencanaan ini akan melibatkan berbagai pihak yang bersentuhan langsung maupun pendukung program dan layanan dengan penyajian data dan penelusuran permasalahan dari program dan layanan DM di Provinsi Kalimantan Timur. Kegiatan ini akan dilaksanakan pada Bulan Agustus yang dilaksanakan secara hybrid di Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur sebagai berikut:
Kegiatan | Narasumber | Output yang diharapkan |
15 Agustus 2023 Pkl 08.00 - 09.30 WIB
Sesi 1 Situasi Diabetes Melitus di Provinsi Kalimantan Timur
|
Tim UGM
|
|
Sesi 2: Pukul: 09.30 - 10.30 WIB
Sesi 2 Rencana Pendampingan Manajemen Program Pengendalian Penyakit Diabetes Melitus di Provinsi Kalimantan Timur menggunakan Prinsip Transformasi Kesehatan |
Tim UGM |
|
Sesi 3 Pukul: 10.30 - 12.00 WIB
Masukan dari berbagai stakeholder/ pengambil keputusan-kebijakan:
|
|
|
Sesi 4: 13.00 – 15.00 WITA Diskusi dengan Dinas Kesehatan dan organisasi masyarakat yang menggalakkan pencegahan DM |
|
|
Sesi 5: 15.00 – 16.00 WITA Lanjutan |
|
|
Work Package 2: Penggunaan prinsip Transformasi Kesehatan untuk Pencegahan dan Pengendalian DM
Deskripsi : Dari berbagai analisis dan potensi perbaikan program/layanan untuk penanganan DM, pendekatan utama yang digunakan dalam mengidentifikasi program dan layanan DM saat ini adalah dengan konsep transformasi kesehatan. Enam pilar transformasi menjadi poin penting dalam melihat situasi terkini untuk program dan layanan DM di Provinsi Kalimantan Timur. Pendekatan ini memiliki tujuan akhir pada peningkatan indikator dampak.
Tujuan
- Membahas logika hubungan antara rencana program dengan impact keberhasilan program DM di berbagai sasaran dengan data rutin di Dinas Kesehatan dan data klaim BPJS
- Mengidentifikasi penguatan kegiatan di masyarakat, layanan primer serta layanan rujukan dalam pencegahan dan penanganan DM dengan menggunakan prinsip transformasi Kesehatan, yang berasal dari berbagai pihak (Pemerintah, BPJS, dan masyarakat).
- Mengidentifikasi situasi dan potensi pendukung pada sumber daya manusia, anggaran, teknologi, dan obat-alkes dalam kerangka transformasi kesehatan
Target Peserta :
- Dinas Kesehatan
- Rumah Sakit
- Puskesmas
- Persadia
- Forum Kabupaten/Kota Sehat
- Labkesda
- Perkeni
- BPJS Kesehatan
- Perguruan Tinggi Kesehatan, dan
- Stakeholder terkait
Kegiatan : Penerapan Prinsip Transformasi Kesehatan dalam Pencegahan dan Penanganan Kelompok Prediabetes, Diabetes Melitus, Diabetes Gestasional dan Diabetes lainnya mulai dari level primer, hingga tersier untuk mencapai dampak penurunan kasus diabetes melitus. Kegiatan ini akan dilaksanakan pada Oktober 2023 adalah sebagai berikut:
1. Pertemuan secara zoom
Kegiatan | Narasumber | Output yang diharapkan |
Minggu II September 2023 Pkl 13.30 - 15.00 WIB Sesi 1 dan Sesi 2 Pertemuan pembahasan indikator dampak dan kelompok sasaran berdasarkan kegiatan end-to-end: Layanan Primer, Sekunder dan Tersier untuk Pencegahan dan Pengendalian Diabetes Melitus |
|
|
|
|
|
Minggu I Oktober 2023 Pkl 13.30 - 15.00 WIB Sesi 3 Pertemuan pembahasan dukungan obat-obatan dan alat kesehatan untuk DM |
|
|
Minggu III Oktober 2023 Pkl 13.30 - 15.00 WIB Sesi 4 Pertemuan pembahasan jenis dan kapasitas SDM Kesehatan untuk penanganan DM |
|
|
Minggu I November 2023 Pkl 13.30 - 15.00 WIB Sesi 5 Pertemuan dan diskusi Pembiayaan DM melalui BPJS dan non-BPJS |
|
|
Minggu III November 2023 Pkl 13.30 - 15.00 WIB Sesi 6 Diskusi Teknologi Kesehatan untuk Penanganan Diabetes Melitus |
|
|
Work Package 3: Perencanaan Kegiatan, Sumber Dana, SDM dan Struktur Kegiatan Pelaksana Program untuk tahun 2024.
Pertemuan Zoom dan Hybrid di Samarinda pada minggu ke 3 Februari 2024 untuk mengkoordinasi perencanaan program tahun 2024 oleh seluruh stakeholders,
Deskripsi : Koordinasi rencana kegiatan secara terperinci antar stakeholders diperlukan guna memastikan program dan layanan dilaksanakan oleh para provider atau frontliner dengan jelas sesuai dengan tupoksi masing-masing, termasuk kebutuhan sumber daya yang diperlukan dalam penanganan DM di Provinsi Kalimantan Timur. Di tahun 2024 ini, para pelaku kegiatan DM mempunyai berbagai sumber dana yang perlu dikoordinasi dan disinergikan. Diharapkan penanganan DM dapat tertangani baik dari segi asas efisiensi, efektifitas, pembagian tugas, rentang kendali dan tata kerja yang jelas.
Tujuan
- Tertanganinya penanganan DM di Provinsi Kalimantan Timur melalui program yang terkoordinasi antar stakeholders.
- Mengetahui ketersediaan anggaran dari berbagai sumber (pemerintah, BPJS, masyarakat) dan sumber daya yang dibutuhkan dalam jangkauan rencana program
- Terbentuknya struktur pelaksana program secara informal dalam program pencegahan dan pengendalian Diabetes Melitus di Provinsi Kalimantan Timur
- Memastikan kepemimpinan dalam program ini terjaga dengan baik.
- Memastikan sumber data (kasus dan komplikasi DM) dalam menentukan indikator monitoring dan evaluasi program DM dapat dipakai untuk mengukur impact kegiatan ini.
Target Peserta :
- Dinas Kesehatan
- Rumah Sakit
- Puskesmas
- Persadia
- Forum Kabupaten/Kota Sehat
- Labkesda
- Perkeni
- IDI
- BPJS Kesehatan, dan
- Stakeholder terkait
Kegiatan : Menyusun secara spesifik kegiatan-kegiatan dan anggaran yang akan dilaksanakan setahun ke depan dan menetapkan lembaga atau orang yang akan berpartisipasi dalam sebuah struktur kerja. Di akhir, rencana program 2024 ini akan dibagi ke semua stakeholder di daerah untuk dilaksanakan. Kegiatan ini akan dilaksanakan pada tanggal 20-27 Februari 2024 adalah sebagai berikut:
1. Pertemuan secara zoom
Kegiatan | Narasumber | Output yang diharapkan |
Minggu III Februari 2024 Sesi 1: Kompilasi Rencana-rencana program dalam menjalankan dan mencapai penanganan DM di Provinsi Kalimantan Timur. Kompilasi ini mencakup pelaku:
Setiap pelaku sudah mempunyai anggaran yang perlu diselaraskan. |
|
|
2. Pertemuan secara hybrid
Minggu IV Februari 2024 Sesi 2: Pertemuan penyusunan rencana Operasionalisasi tahun 2024 dalam kegiatan penanganan DM di Provinsi Kalimantan Timur dengan menggunakan prinsip transformasi kesehatan (pemberdayaan masyarakat, layanan primer, layanan sekunder dan layanan tersier. |
Tim UGM |
|
Minggu I Maret 2024 Sesi 3: Pertemuan penyiapan rancangan monitoring dan evaluasi program pencegahan DM (penggunaan data klaim BPJS) + kick off implementasi |
Prof Laksono Trisnantoro
|
|
Tahap 2. Pelaksanaan: Maret - November 2024
Deskripsi: Daerah mengaplikasikan rancangan program dan layanan yang telah disusun oleh Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, dalam program konsultansi dengan PKMK UGM. Adanya rancangan ini dapat meningkatkan tingkat pencapaian dan target hasil yang diharapkan termasuk efektivitas biaya dan efisiensi teknis dalam penanganan DM di Provinsi Kalimantan Timur. Peran leader sangat penting guna memastikan setiap fungsi menjalankan tugasnya agar penanganan DM di Provinsi Kalimantan Timur dapat tertangani. Pada tahap 2 ini, selain implementasi kegiatan/layanan dari berbagai pihak, Tim PKMK juga akan berkolaborasi dan Ahli Promosi Kesehatan dari Fakultas Kedokteran UGM untuk membangun konten-konten promosi kesehatan sesuai kebutuhan spesifik dari masing-masing kelompok Diabetes Melitus maupun masyarakat yang sehat.
Tujuan :
- Melakukan penguatan dan finalisasi terkait dengan website DM serta migrasi website tersebut ke hosting pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.
- Mendukung dan mendampingi pelaksanaan kegiatan dan layanan DM yang berjalan dari berbagai pihak di Provinsi Kalimantan Timur
Kegiatan : Tahap pelaksanan ini memiliki kegiatan utama terkait dengan pelaksanaan layanan di tiap-tiap pihak yang saling dikolaborasikan dan dipimpin oleh leader program DM di Provinsi Kalimantan Timur, selain itu tim UGM memiliki berbagai agenda terkait dukungan konten website, migrasi website, dan pendampingan konsolidasi.
Adapun detail rencana pelaksanaan kegiatan dari Bulan Juni hingga Desember tahun 2023 dibagi berdasarkan sasaran kegiatan adalah sebagai berikut:
1) Kegiatan dengan sasaran Dinkes Kabupaten/Kota dan Pembuatan Website
Maret 2024
Kegiatan dengan sasaran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Pembuatan Website | ||
Kegiatan | Narasumber | Output yang diharapkan |
Minggu Pertama
|
Tim UGM |
|
Minggu Ketiga
|
Tim UGM dan Dinkes Provinsi Kaltim |
|
Minggu Keempat (Bulan Juni)
|
Tim UGM - Dinkes Provinsi Kaltim |
|
April 2024
Kegiatan dengan sasaran Dinkes Kabupaten/Kota dan Pembuatan Website | ||
Kegiatan | Narasumber | Output yang diharapkan |
Minggu kedua
|
Tim Promkes UGM |
|
Minggu ketiga (20 Juli)
|
Tim UGM
|
|
Mei - Juli 2024
Kegiatan dengan sasaran Dinkes Kab/Kota dan Penajaman Konten Website | ||
Kegiatan | Narasumber | Output yang diharapkan |
Minggu kedua (Mei - Juli 2024)
|
Tim Promkes UGM |
|
Minggu ketiga
|
Tim UGM dan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur |
|
2) Kegiatan dengan Sasaran Masyarakat Umum
Kegiatan dengan Sasaran Masyarakat Umum | ||
Kegiatan | Narasumber | Output yang diharapkan |
Minggu keempat (Mei 2024)
|
Prof Hari Kusnanto
|
|
Minggu keempat (Juni 2024)
|
Diah Ayu Pusbandari Apt. MKes
|
|
Minggu keempat (Juli 2024)
|
Ketua Persadia
|
|
Tahap 3. Monitoring-Evaluasi: April & Desember 2024
Deskripsi: Langkah ini guna memastikan efektivitas dari program dan layanan DM yang telah tersedia di Provinsi Kalimantan Timur di tahun 2023. Disisi lain, monitoring ini juga dilakukan dari setiap intervensi dalam hal relevansi, efisiensi, efektivitas dan kemungkinan keberlanjutannya serta membandingkan setiap aspek ini dalam penanganan DM. Harapannya akan terlihat hubungan sebab-akibat ketersediaan layanan dan efektivitas program. Tahapan ini pemerintah daerah dapat berkolaborasi dengan konsultan PKMK UGM untuk memastikan kegiatan on the track. Selain itu kegiatan ini juga menjadi dasar dalam memikirkan program yang akan dilaksanakan pada tahun berikutnya.
Tujuan :
- Memberikan gambaran pelaksanaan kegiatan selama tahun 2023
- Menghasilkan masukan dan perencanaan kegiatan untuk tahun yang akan datang
- Mendokumentasikan hasil-hasil pendampingan sebagai bahan pembelajaran untuk berbagai pihak
Kegiatan : Di tahap monitoring dan evaluasi, kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan akan mendapatkan observasi untuk dinilai dan di akhir akan menjadi bahan diskusi untuk membuat usulan perbaikan perencanaan untuk DM di Provinsi Kalimantan Timur tahun berikutnya.
April 2023
Kegiatan | Narasumber | Output yang diharapkan |
Monitoring dengan observasi dan pertemuan |
|
|
Desember 2024
Kegiatan | Narasumber | Output yang diharapkan |
Minggu pertama
|
|
|
Minggu kedua
|
Tim UGM |
|
Komposisi Tim Pendamping Manajemen
Adapun tim yang akan terlibat dalam kegiatan pendampingan ini sebagai berikut:
Timeline Kegiatan
Tahap 1. Konsolidasi Perencanaan | ||||||
Kegiatan | 2023 | 2024 | Luaran | |||
Ags | Sept | Okt | Nov | |||
1. Work Package 1 | ||||||
a. Identifikasi Kasus DM dan Beban Ekonomi di Provinsi Kalimantan Timur | Grafik dan interpretasi | |||||
b. Pemetaan Permasalahan DM di Provinsi Kalimantan Timur | List dan pengelompokan masalah | |||||
c. Preliminary meeting untuk stakeholder mapping | Pengelompokkan kebutuhan stakeholder dalam penanganan DM | |||||
d. Pertemuan dari berbagai stakeholder/ pengambil keputusan-kebijakan | Hasil analisis situasi DM di Provinsi Kalimantan Timur | |||||
2. Work Package 2 | ||||||
a. Transformasi Kesehatan Layanan DM pada Layanan Primer, Sekunder dan Tersier untuk Pencegahan dan Pengendalian Diabetes Melitus | Pengelompokkan layanan DM dalam enam pilar transformasi kesehatan di setiap level | |||||
b. indikator dampak dan kelompok sasaran Diabetes Melitus | Pengelompokkan sasaran rentan | |||||
c. Obat–Obatan dan Alkes untuk DM | List alternatif obat dan pembiayaannya | |||||
d. Jenis dan kapasitas SDM Kesehatan untuk penanganan DM | Pengelompokkan SDM dalam penanganan DM di setiap level layanan | |||||
e. Pembiayaan DM melalui BPJS dan non-BPJS | Pengelompokkan anggaran dalam mendukung layanan DM | |||||
f. Teknologi Kesehatan untuk Penanganan Diabetes Melitus | Aplikasi real time yang bisa berjalan di daerah | |||||
3. Work Package 3 | ||||||
a. Kompilasi Rencana-rencana program dalam menjalankan dan mencapai penanganan DM di Provinsi Kalimantan Timur | Bagan transformasi DM | |||||
b. Operasionalisasi kegiatan penanganan DM di Provinsi Kalimantan Timur dengan menggunakan prinsip transformasi kesehatan (pemberdayaan masyarakat, layanan primer, layanan sekunder dan layanan tersier | Hasil kebutuhan/estimasi layanan DM dalam setahun program | |||||
c. Pre-implementasi lintas program, lintas sektor (stakeholder) untuk pemaparan rancangan program/layanan DM | Hasil pengelompokkan peran stakeholder dalam penanganan layanan DM | |||||
d. Penyiapan rancangan monitoring dan evaluasi program pencegahan DM (penggunaan data klaim BPJS) + kick off implementasi | Indikator capaian | |||||
Pertemuan Lintas Stakeholder terkait | ||||||
Tahap 2. Pelaksanaan | ||||||
Finalisasi Website Diabetes Melitus dan transfer ke Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur | ||||||
Pertemuan Pembahasan Konten Promkes dengan Dinkes Kabupaten/Kota di wilayah kerja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur | ||||||
Pendampingan konsolidasi | ||||||
Pendampingan konsolidasi” | ||||||
Pendampingan konsolidasi” | ||||||
Pendampingan konsolidasi” | ||||||
Pendampingan konsolidasi | ||||||
Tahap 3. Monitoring-Evaluasi | ||||||
Monitoring | ||||||
Evaluasi Kegiatan dan Perencanaan Bersama |